HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sidang perdana Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR terkait kasus lima anggota DPR nonaktif turut menghadirkan pakar sosial media Ismail Fahmi. Dalam penjelasannya, Ismail Fahmi menyebut ada pergeseran narasi di media sosial yang terjadi secara struktural.
Fahmi menyampaikan ada narasi isu kenaikan gaji yang membuat sejumlah Anggota DPR berjoget saat sidang tahunan DPR-DPD pada pertengahan Agustus 2025. Menurut dia, narasi anggota DPR joget karena gembira gajinya dinaikkan sebagai context collapse.
Dia menyinggung narasi itu muncul tapi bukan kondisi sebenarnya yang terjadi. Fahmi pun menganalisasi deretan informasi soal rencana demo yang beredar di media sosial seperti Instagram, X, hingga TikTok.
“Saya perhatikan tanggal 14 mulai ada di TikTok, Instagram, Twitter, arahan-arahan tertentu. Saya lihat ini kok bukan dari buruh ya? Biasanya mulai diarahkan ke DPR,” kata Fahmi dalam persidangan MKD DPR dikutip dari Tv Parlemen, Senin, (3/11/2025).
Lebih lanjut, Fahmi bilang trend narasi demo DPR di media sosial meningkat drastis dalam kurun waktu beberapa hari selanjutnya. Ia memantau momen itu mulai tanggal 19 Agustus hingga 25 Agustus 2025.

Dia menyebut penggiringan opini itu diduga dilakukan banyak akun anonim dengan memanfaatkan sasaran terhadap DPR RI.
“Jadi, saya lihat memang ada penggiringan opini dari awal yang sudah diciptakan. Oleh akun siapa? Ya tadi, oleh akun-akun anonim juga memang, gitu. Dan ini seperti memanfaatkan momen,” tuturnya.
Menurut Fahmi, belajar dari insiden ricuh periode Agustus 2025, mestinya lembaga negara bisa lebih menaruh perhatian terkait isu liar yang berkembang di sosial media.
“Ini yang harus kita perhatikan ke depan, ketika ada sebuah isu yang kita rasa tidak pas, kita harus segera klarifikasi,” ujar Fahmi.



