HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga arah pembangunan ekonomi jangka menengah dan panjang, di tengah tekanan global yang makin mendorong keputusan-keputusan ekonomi jangka pendek.
Hal itu disampaikan Suahasil saat memberikan sambutan kunci dalam forum Kadin Global Economic Outlook 2025, yang berlangsung di Menara KADIN, Jakarta, pada Kamis (12/6) kemarin.
Ia menyoroti tren global yang saat ini didominasi oleh menurunnya semangat multilateralisme dan meningkatnya unilateralisme dari berbagai negara, yang mendorong banyak pihak untuk mengambil kebijakan jangka pendek demi merespons dinamika yang cepat.
BACA JUGA
“Kalau kita ikut dengan gaya dunia yang hanya terpaku pada jangka pendek, maka kita tidak akan ke mana-mana,” ujar Wamenkeu Suahasil dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (13/6).
Berbeda dari tren tersebut, kata Suahasil, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto justru memfokuskan diri pada fondasi ekonomi jangka panjang yang berbasis pada Pasal 33 UUD 1945.
Arah pembangunan tersebut menitikberatkan pada tiga hal utama, yakni pengelolaan kekayaan alam, penguatan sumber daya manusia (SDM), serta pengembangan dunia usaha, termasuk UMKM dan koperasi.
“Inilah akar dari cara kita menyusun kegiatan ekonomi menuju kemakmuran jangka panjang,” jelasnya.
Suahasil juga menekankan bahwa delapan arah pembangunan nasional atau Astacita menjadi panduan utama kebijakan fiskal. Delapan prioritas tersebut mencakup ketahanan pangan, energi, program makan bergizi gratis, pendidikan, kesehatan, penguatan desa dan koperasi, pertahanan semesta, serta percepatan investasi dan perdagangan global.
Untuk mendukung prioritas tersebut, pemerintah mengalokasikan belanja negara sebesar Rp3.621 triliun dalam APBN 2025. Dana ini akan diarahkan ke sektor-sektor prioritas yang memiliki efek berganda (multiplier effect) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Menutup paparannya, Wamenkeu mengajak dunia usaha agar lebih aktif memperkuat kolaborasi dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
“Hanya dengan cara ini kita bisa melipatgandakan multiplier ekonomi nasional,” pungkasnya.
