HOLOPIS.COM, JAKARTA – Fabio Quartararo mulai kehilangan kesabaran, Rider andalan Yamaha ini terang-terangan menyatakan bahwa dirinya tak bisa terus menunggu motor YZR-M1 menjadi kompetitif.
Meski telah memperpanjang kontraknya hingga 2026, Quartararo mengisyaratkan siap hengkang jika proyek Yamaha tak menunjukkan kemajuan nyata dalam waktu dekat.
“Sudah pasti, aku tidak punya waktu lagi. Aku ingin berada di sebuah proyek di mana motornya kompetitif sejak awal,” tegas Quartararo dalam wawancara dengan DAZN yang dikutip Holopis.com, Jumat (6/6).
BACA JUGA
- MotoGP Go Green! Semua Kategori Kini Wajib Gunakan Bahan Bakar Non-Fosil!
- Lelang Gila MotoGP! Helm Rider Ludes, Rp1,2 Miliar Terkumpul untuk Amal!
- Chantra absen di MotoGP Jerman 2025 Akibat Cedera Saat Latihan, Tim Belum Tunjuk Pengganti
- Silly Season MotoGP 2025: Kontrak Panas Acosta, Martin dan Zarco
- Alex Marquez Jalani Operasi Usai Crash di GP Belanda, GP Jerman Masih Tanda Tanya
Pebalap berjuluk El Diablo ini sejatinya memulai karier gemilang bersama Yamaha dengan menjuarai MotoGP 2021. Namun, sejak itu performanya terus menurun seiring dengan menurunnya daya saing motor Yamaha. Di musim 2025 ini, Quartararo belum bisa tampil konsisten di papan atas.
Meski begitu, rider asal Prancis berusia 26 tahun itu tetap menunjukkan loyalitasnya dengan memperpanjang kontrak bersama Yamaha hingga 2026.
Keputusan itu diakuinya tidak lepas dari faktor finansial. “Aku tidak mau bohong, keputusan ini juga dipengaruhi aspek ekonomi,” aku Quartararo.
Kabarnya, ia menerima bayaran fantastis senilai 12 juta euro per tahun atau sekitar Rp 222 miliar.
Namun, loyalitas itu tampaknya mulai goyah. Quartararo mulai frustrasi, terutama setelah gagal finis di dua balapan terakhir, termasuk insiden di Silverstone yang menggagalkan peluang emasnya untuk mengakhiri puasa kemenangan sejak Sachsenring 2022.
“Aku sangat percaya dengan proyek ini, tapi aku tahu jika ini tidak berhasil maka aku akan lanjut ke proyek yang sudah siap,” lanjutnya.
Tiga pole position beruntun di Jerez, Le Mans, dan Silverstone sempat memberi harapan. Tapi tanpa hasil nyata di garis finis, Quartararo merasa waktunya terlalu berharga untuk disia-siakan menanti performa Yamaha membaik.
Situasi ini menjadi alarm keras bagi Yamaha. Jika tak segera menghadirkan terobosan teknis, mereka bisa kehilangan satu-satunya rider top yang tersisa.
Dengan pernyataannya yang makin tegas, bukan tidak mungkin Quartararo bakal menjadi buruan tim-tim besar jika Yamaha terus tertinggal.
Apakah El Diablo akan tetap setia, atau justru membuka lembaran baru di tim lain demi mengejar gelar juara dunia kedua? MotoGP 2025 makin panas.
