Wamensos Agus Jabo Dukung Langkah Gelar Pahlawan Nasional untuk Sri Sultan HB II

0 Shares

JAKARTA – Sejumlah tokoh muda mengunjungi Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono untuk mendiskusikan pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi Sri Sultan Hamengku Buwono II (HB II). Hal ini karena dinilai raja Jogja ke II tersebut menjadi salah satu tokoh kunci dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

Pertemuan ini bertujuan meminta dukungan sekaligus merancang langkah sosialisasi dan kajian sejarah agar generasi muda lebih mengenal perjuangan HB II. Bahkan pihak keluarga yang diwakili oleh Raden Mas Fajar Bagoes Sampurno berharap pengajuan ini dapat menjadi pertimbangan yang serius dari Kementerian Sosial untuk direalisasikan.

- Advertisement -Hosting Terbaik

“Kami dari keluarga besar HB II memohon perhatian pemerintah dan masyarakat agar perjuangan beliau diapresiasi. Beliau adalah sosok yang gigih melawan penjajahan dan membela rakyat Jawa,” kata Fajar yang juga keturunan HB II sekaligus Ketua Lembaga Vasiati Socaning Lukika, di Jakarta Pusat, Kamis (22/5/2025) seperti dikutip Holopis.com.

Dalam audiensi tersebut, Wamensos Agus Jabo pun menyambut baik usulan tersebut. Ia juga menegaskan komitmennya untuk mendukung pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan.

- Advertisement -

“Kami sangat mendukung upaya mengenang jasa para pahlawan seperti HB II dan Pangeran Diponegoro. Sosok-sosok ini harus lebih dikenal generasi muda, dan jika memenuhi syarat, layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Jabo.

Dalam kesempatan yang sama, Farkhan Evendi yang merupakan Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI) menekankan pentingnya menanamkan nilai sejarah kepada generasi muda.

“HB II adalah inspirasi perjuangan, pembela rakyat, dan simbol perlawanan terhadap kolonial. Kisahnya harus diketahui bangsa Indonesia, khususnya anak muda, agar mereka paham sejarah bangsanya sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Utami Oentoro yang merupakan dosen Universitas Bung Karno Jakarta, menyarankan agar perguruan tinggi turut aktif dalam kajian sejarah.

“Kampus harus menjadi tempat diskusi dan penelitian tentang tokoh-tokoh seperti HB II. Mahasiswa perlu memahami sejarah perjuangan bangsa agar tidak tercerabut dari akar budayanya,” jelas Utami.

Pertemuan ini juga membahas rencana konkret, termasuk penyelenggaraan seminar, penelitian akademis, dan sosialisasi melalui lembaga pendidikan. Dedi, yang merupakan seorang pemerhati sosial yang turut hadir, menambahkan bahwa perhatian ini menjadi bagian dari penghargaan negara atas perjuangan tokoh nasional berpengaruh.

Bahkan lebih dari itu, penguatan sejarah juga perlu dilakukan, sehingga anak-anak muda Indonesia juga sangat melek dengan sejarah bangsa dan negaranya sendiri.

“Selain gelar Pahlawan Nasional, kita perlu membuat program edukasi yang menarik agar masyarakat, terutama anak muda, tertarik mempelajari sejarah,” terang Dedi.

Sekadar diketahui, bahwa Sri Sultan Hamengkubuwono ke-II (HB II) merupakan seorang kepala pemerintahan yang memerintah Kesultanan Yogyakarta pada 1792–1810 dan 1811–1812. Ia dikenal sebagai sosok yang keras menentang Belanda.

Selain itu, HB II juga terlibat dalam berbagai perlawanan politik dan militer, termasuk Perang Jawa (1825–1830) yang dipimpin Pangeran Diponegoro. Namun, namanya belum sepopuler tokoh-tokoh pejuang lainnya, sehingga para tokoh muda ini berupaya mengangkat kembali sejarah perjuangannya.

Langkah selanjutnya adalah mematangkan proposal pengusulan gelar Pahlawan Nasional sesuai mekanisme yang berlaku, sambil memperkuat kajian sejarah dan kampanye publik. Dengan dukungan dari pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan HB II dapat segera diakui sebagai Pahlawan Nasional.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
0 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis