KARAWANG – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) di kancah internasional. Lewat film dokumenter berjudul “Nine Village: Kampung Salapan”, tim mahasiswa UNSIKA sukses meraih Juara 1 dalam ajang Short Films Festival Languages and Cultures (FLC) 2025 yang diselenggarakan oleh Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Film ini berhasil menyisihkan puluhan karya peserta dari berbagai negara dan masuk dalam jajaran 10 besar film terbaik sebelum akhirnya dinobatkan sebagai pemenang utama.
Mengangkat kisah tentang kearifan lokal dan spiritualitas masyarakat Kampung Salapan di Karawang, film ini dinilai unggul berkat pendekatan naratif yang kuat, sinematografi yang matang, serta muatan budaya yang mendalam.
Kampung Salapan sendiri dikenal sebagai kawasan yang kaya akan sejarah, tradisi, dan nilai mistik. Dalam film ini, desa tersebut tak hanya menjadi latar, tetapi juga tokoh yang hidup. “Nine Village” membawa penonton menyelami filosofi hidup dan spiritualitas masyarakat lokal, menjadikannya sebagai representasi budaya yang masih relevan di tengah arus modernisasi.
Tim kreatif di balik film ini terdiri dari:
- Sutradara: Oky Oxcygentri, S.Sos., M.M
- Pemeran utama: Hasan Rabiev
- Penata kamera dan editor: Aldi Mutiara (alias Depenk)
- Penulis naskah dan pengembang cerita: Yulia Putri Nadilah
Meski berhasil meraih penghargaan bergengsi, perjalanan tim menuju Malaysia tidaklah mudah. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan dana untuk menghadiri malam penganugerahan di UTM.
Namun berkat semangat kolektif dan dukungan dari berbagai pihak, tim tetap dapat hadir dan membawa pulang kemenangan bagi UNSIKA dan masyarakat Karawang.
“Film ini bukan hanya karya kami, tapi milik seluruh masyarakat Karawang. Kami hanya menjadi perantaranya,” ujar Aldi Mutiara, editor sekaligus penata kamera, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (20/5).
Sebagai juara pertama, tim UNSIKA menerima sertifikat penghargaan serta uang tunai sebesar RM 500 dari panitia FLC 2025.
Keberhasilan ini menegaskan bahwa kreativitas anak muda daerah mampu bersaing dan diakui di tingkat global, sekaligus mengangkat budaya lokal Karawang ke panggung dunia.



