JAKARTA – Kehilangan bisa datang dari siapa saja, termasuk dari sosok yang mungkin tidak kita kenal secara pribadi, tapi telah menjadi bagian penting dari kisah banyak orang. Seperti itulah kepergian Mbok Yem, seorang wanita sederhana yang menjadi legenda hidup bagi para pendaki Gunung Lawu.
Pada Rabu (23/4), kabar duka datang dari Desa Gonggang, Magetan, Jawa Timur. Mbok Yem, satu-satunya pemilik warung di puncak Gunung Lawu, meninggal dunia di usia 82 tahun. Ia menghembuskan napas terakhir di kediamannya, setelah sebelumnya sempat dirawat di RSI Aisyiyah Ponorogo karena kondisi kesehatannya yang menurun sejak awal Ramadan.
- Nama Asli: Wakiyem
- Nama Terkenal: Mbok Yem
- Usia: 82 tahun
- Pekerjaan: Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu
- Lokasi Warung: Sekitar 3.150 mdpl, Gunung Lawu
- Domisili: Desa Gonggang, Magetan, Jawa Timur
- Mulai Berjualan: Sekitar tahun 1980-an
Menjadi Pelipur Lapar dan Rindu di Tengah Kabut Lawu
Bagi yang belum mengenal sosok Mbok Yem, mungkin hanya menganggapnya sebagai pemilik warung biasa. Tapi bagi para pendaki, ia adalah penjaga rasa, rasa hangat, peduli, dan sederhana yang sangat berarti di tengah dinginnya Gunung Lawu.
Warung Mbok Yem bukan sekadar tempat berjualan makanan. Sejak tahun 1980-an, ia menyediakan kopi, jamu, hingga hidangan rumahan seperti nasi pecel, soto, dan mie instan. Saat banyak orang menghindari tinggal di dataran tinggi karena keterbatasan akses dan medan berat, Mbok Yem justru memilih mengabdi di ketinggian sekitar 3.150 meter di atas permukaan laut.
Menurut Budi, salah satu relawan Anak Gunung Lawu (AGL), kehadiran Mbok Yem tak tergantikan.
“Seingatku tahun 1998 saya naik sama orang tua, Mbok Yem sudah ada di sana. Mungkin jualannya sejak 1980-an,” kenangnya.
Tak hanya berjualan, Mbok Yem juga dikenal peduli dengan para pendaki. Budi bahkan mengenang satu kejadian di mana tamunya digigit monyet di sekitar warung. Mbok Yem langsung menawarkan bantuan pengobatan, menunjukkan kepeduliannya yang tulus.



