JAKARTA – Masa depan inovasi di Indonesia bergantung pada kualitas riset dan pengembangan di perguruan tinggi. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan bahwa investasi pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi adalah kunci utama dalam memperkuat ekosistem riset di kampus.
“Kerja sama antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sangat krusial dalam membangun inovasi yang berkelanjutan,” ujar Stella dalam keterangan resminya Jumat (28/3).
Menurut Stella, penelitian di perguruan tinggi tidak boleh hanya sekadar untuk kepentingan akademik, tetapi harus menghasilkan solusi konkret bagi masyarakat dan perekonomian.
Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa penelitian harus berbasis bukti dan dilakukan secara sistematis agar bisa memberikan dampak yang nyata.
Tak hanya itu, Stella juga menyoroti pentingnya mendidik mahasiswa agar memiliki pola pikir kritis dan metodologis dalam penelitian. Hal ini diperlukan untuk membangun budaya akademik berbasis riset yang kuat.
“Riset yang baik harus memiliki dampak yang jelas. Kita tidak hanya meneliti untuk akademisi, tetapi juga untuk masyarakat luas,” tegasnya.
Untuk mendorong inovasi yang lebih luas, kerja sama antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dinilai sangat penting.
Selain itu, Stella juga menekankan keterlibatan sektor swasta dan pemerintah daerah dalam mendukung riset kampus.
Kolaborasi ini dapat membantu menciptakan solusi berbasis bukti yang dapat diterapkan dalam berbagai sektor, seperti pertanian, teknologi, dan pembangunan daerah.
Untuk meningkatkan kualitas riset, pemerintah terus berupaya meningkatkan kapasitas dosen melalui program beasiswa S2 dan S3, yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Stella menegaskan bahwa peningkatan jumlah dosen bergelar doktor merupakan salah satu prioritas utama dalam kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia.
“Dosen dan peneliti adalah tulang punggung inovasi. Kita harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka berkembang dan menghasilkan riset berkualitas,” pungkasnya.



