JAKARTA – Saat menghadiri Konferensi Liga Muslim Dunia bertajuk “Menuju Persatuan Islam yang Efektif” di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (6/3). Ketua MPR RI Ahmad Muzani, menyoroti peran penting Pancasila sebagai dasar negara yang menyatukan bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaan.
Muzani mengisahkan bagaimana para tokoh bangsa, termasuk ulama, berdebat panjang untuk menentukan dasar negara Indonesia. Setelah melalui diskusi yang intens, Pancasila dipilih sebagai jalan tengah yang mampu menyatukan berbagai perbedaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Pancasila adalah jalan tengah yang mempertemukan kami, karena kami adalah bangsa dengan rumpun yang berbeda-beda,” ujar Muzani dalam keterangan yang diterima Holopis.com, Jumat (7/3).
Indonesia, lanjut Muzani, adalah negara Islam terbesar kedua di dunia dengan 230 juta penduduk Muslim dari total 280 juta jiwa. Dengan 17 ribu pulau, 13 ribu suku, dan 700 bahasa, Indonesia membuktikan bahwa perbedaan adalah identitas sekaligus kekayaan bangsa.
“Kami menyepakati bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, yang kini menjadi bahasa Indonesia, digunakan oleh seluruh rakyat,” jelasnya.
Muzani juga mengingatkan bahwa Indonesia pernah menghadapi berbagai pergolakan ideologi dan perbedaan visi antara pemerintah pusat dan daerah. Pengalaman ini menjadi pelajaran penting bagi Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga persatuan bangsa.
“Bagi Presiden Prabowo, persatuan adalah segalanya. Seluruh pembangunan dan kekayaan alam hanya bisa berhasil jika kita tetap utuh dan bersatu,” tegas Muzani.
Sebagai wujud komitmen, Prabowo kini menggalakkan program makan bergizi gratis bagi 82 juta anak pelajar dan santri di seluruh Indonesia setiap hari.
“Kami ingin Indonesia menjadi bangsa yang kuat, sehat, pintar, dan sejajar dengan bangsa lain,” tambahnya.
Muzani menutup pidatonya dengan menekankan bahwa nilai-nilai Islam yang luhur menjadi semangat persatuan bangsa Indonesia.
“Dengan semangat Islam, bangsa Indonesia bisa bersatu dan berdiri sejajar dengan kekuatan bangsa lain,” pungkasnya.
