JAKARTA – Puasa mengubah kebiasaan makan dan minum umat muslim, termasuk bagi para pecinta kopi. Biasanya, secangkir kopi di pagi hari menjadi rutinitas yang sulit ditinggalkan. Namun, saat berpuasa, konsumsi kopi perlu diperhatikan agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari efek samping seperti dehidrasi dan gangguan pencernaan.
Oleh karena itu Sobat Holopis, penting untuk mengetahui cara mengatur kebiasaan minum kopi selama Ramadan agar tetap aman.
1. Pilih Waktu yang Tepat untuk Minum Kopi
Waktu minum kopi selama puasa sangat menentukan dampaknya terhadap tubuh. Minum kopi langsung setelah berbuka tidak disarankan karena tubuh lebih membutuhkan cairan dan makanan bergizi terlebih dahulu. Sebaiknya, beri jeda satu hingga dua jam setelah berbuka sebelum mengonsumsi kopi agar sistem pencernaan tidak bekerja terlalu berat. Jika ingin minum kopi saat sahur, pastikan perut sudah terisi makanan bergizi agar tidak meningkatkan risiko asam lambung naik.
Hindari minum kopi terlalu larut malam karena kafein bisa bertahan dalam tubuh selama lima hingga enam jam. Jika diminum terlalu malam, kopi dapat mengganggu kualitas tidur, yang justru sangat penting untuk menjaga stamina selama puasa.
2. Jangan Minum Kopi Saat Perut Kosong
Minum kopi dalam keadaan perut kosong dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga menyebabkan perut terasa perih dan mulas. Hal ini bisa menjadi masalah besar bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan pencernaan atau maag. Untuk mencegahnya, konsumsi kopi setelah makan, misalnya setelah mengonsumsi kurma, roti gandum, atau makanan tinggi serat yang membantu melindungi lambung.
Jika memiliki masalah pencernaan, sebaiknya hindari kopi hitam yang terlalu pekat. Menambahkan susu ke dalam kopi bisa membantu mengurangi keasaman dan membuatnya lebih ramah bagi lambung.
3. Pilih Jenis Kopi yang Lebih Ramah untuk Lambung
Tidak semua jenis kopi cocok dikonsumsi saat puasa, terutama bagi yang memiliki masalah pencernaan. Cold brew bisa menjadi alternatif karena memiliki kadar asam yang lebih rendah dibandingkan kopi panas. Kopi dengan tambahan susu, terutama susu nabati seperti almond atau oat, juga dapat menjadi pilihan bagi yang ingin menikmati kopi tanpa meningkatkan keasaman lambung.
Jika ingin tetap minum kopi tanpa efek samping berlebihan, kopi rendah kafein atau decaf bisa menjadi solusi. Jenis kopi ini tetap memberikan rasa khas kopi tanpa risiko jantung berdebar atau gangguan tidur yang terlalu parah.
4. Seimbangkan dengan Minum Air Putih yang Cukup
Kafein dalam kopi memiliki sifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Jika tidak diimbangi dengan asupan air putih yang cukup, risiko dehidrasi selama puasa bisa meningkat.
Untuk mengatasi hal ini, pastikan untuk mengonsumsi setidaknya delapan gelas air putih per hari dengan pola yang teratur, seperti dua gelas saat berbuka, empat gelas di malam hari, dan dua gelas saat sahur. Menghindari kopi yang terlalu pekat dan terlalu manis juga dapat membantu mengurangi risiko dehidrasi selama puasa.
5. Kurangi Gula dalam Kopi
Banyak orang menikmati kopi dengan tambahan gula, susu kental manis, atau sirup dalam jumlah berlebihan. Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat turun kembali, sehingga tubuh lebih mudah lemas saat berpuasa.
Sebagai gantinya, gunakan pemanis alami seperti madu atau gula kelapa. Kopi hitam tanpa tambahan gula juga bisa menjadi pilihan yang lebih sehat, atau gunakan susu rendah lemak untuk rasa yang lebih lembut tanpa tambahan kalori berlebihan.
Minum kopi saat puasa tetap bisa dilakukan asalkan dengan cara yang tepat agar tidak mengganggu kesehatan. Mengatur waktu konsumsi, menghindari minum saat perut kosong, memilih jenis kopi yang lebih ringan, serta membatasi jumlahnya adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan tubuh selama puasa. Pastikan juga untuk selalu mengonsumsi air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
