JAKARTA – Sejumlah saham berkapitalisasi besar (big cap) menjadi target aksi jual investor asing, seiring dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang perdagangan pekan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mengalami koreksi sebesar 0,79 persen dalam sepekan, meskipun perdagangan hanya berlangsung selama 2 hari, dengan ditutup di level 7.109,20 pada Jumat (31/1) kemarin.
Secara keseluruhan, investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp521 miliar.
Baca juga :
- IHSG Terperosok, OJK Yakin RI Tetap Jadi Tujuan Investasi
- Kinerja IHSG Ditutup Positif, Sepekan Melesat 5,83 Persen
- Investor GOTO Semringah, Harga Saham Dalam Sepekan Melonjak 14,67 Persen
- IHSG Semringah Jelang Akhir Pekan
- Ada Bayang Pelemahan Indeks Global, IHSG Bakal Bergerak Konsolidatif Hari Ini
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank milik Grup Djarum, menjadi emiten dengan net sell asing terbesar pekan ini, mencapai Rp224 miliar. Meski demikian, harga saham BBCA tetap menguat 1,07 persen dalam periode yang sama.
Dari sisi kinerja keuangan, BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun sepanjang 2024, meningkat 13 persen dibandingkan 2023 yang mencapai Rp48,6 triliun.
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 9,5 persen menjadi Rp82,3 triliun pada 2024, sementara pendapatan selain bunga naik 10,2 persen menjadi Rp25,2 triliun.
Total pendapatan operasional BCA pun meningkat 9,7 persen menjadi Rp107,4 triliun, dengan biaya provisi tercatat sebesar Rp2 triliun.
BCA bersama entitas anaknya menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan total kredit 13,8 persen secara tahunan, mencapai Rp922 triliun. Kualitas kredit juga terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tetap di level 1,8 persen dan loan at risk (LAR) membaik menjadi 5,3 persen.
Saham perbankan besar lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), juga terdampak aksi jual asing dengan net sell sebesar Rp118 miliar di pasar reguler selama sepekan. Seiring dengan itu, harga saham BMRI turun 1,63 persen.
Selain kedua bank besar tersebut, investor asing juga melepas saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu, dengan nilai jual bersih Rp78 miliar. Meski demikian, saham TPIA tetap menguat 1,07 persen dalam sepekan.
Saham sektor lain yang turut mencatatkan aksi jual asing adalah PT Astra International Tbk (ASII) dari Grup Astra dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) milik Grup Salim.
ASII mencatat net sell sebesar Rp71 miliar, sementara AMMN mencapai Rp70 miliar. Harga saham ASII turun 1,44 persen, sedangkan AMMN mengalami penurunan signifikan sebesar 10,95 persen dalam sepekan.
Di tengah kondisi ini, investor di kawasan Asia tetap berhati-hati setelah Gedung Putih menegaskan bahwa Presiden AS, Donald Trump, masih berencana menerapkan tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko pada Sabtu ini.
Sebelumnya, Trump telah menetapkan batas waktu 1 Februari untuk mengenakan tarif 10 persen terhadap barang impor dari China. Kanada, Meksiko, dan China sendiri merupakan tiga mitra dagang terbesar AS, dengan total perdagangan mencapai lebih dari USD2,1 triliun per tahun.