Sabtu, 22 Feb 2025
Holopis.comNewsEkobizSri Mulyani Pamer Inflasi RI di 2024 Lebih Rendah dari Target
Bookmarked News

Sri Mulyani Pamer Inflasi RI di 2024 Lebih Rendah dari Target

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati membeberkan kinerja perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2024, salah satunya terkait inflasi di Indonesia yang terbilang rendah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, bahwa tingkat inflasi di Indonesia selama tahun 2024 hanya mencapai 1,57 persen, jauh di bawah target tahun yang ditetapkan pemerintah, yakni di kisaran 1,5 – 3,5 persen.

- Advertisement -
JagoanHost - Hosting Murah Indonesia 2025

Bendahara negara itu menyoroti, inflasi yang rendah terjadi di saat pemerintah berhasil menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen.

Baca juga :

“Kita terus menjaga baik sisi permintaan maupun sisi supply, karena pertumbuhan tinggi tanpa inflasi itu prestasi,” ujar Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (30/1).

“Ini adalah prestasi di tengah inflasi dunia yang sangat tinggi serta menyebabkan suku bunga juga melonjak tinggi,” ia menambahkan.

- Advertisement -

Sri Mulyani menilai, inflasi yang terjaga seiring dengan koordinasi yang dibangun oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjaga harga barang dan jasa.

“Selama ini inflasi terjaga rendah karena kemampuan kita menggunakan tools maupun koordinasi menjaga berbagai harga-harga barang dan jasa, ini prestasi di tengah dunia mengalami inflasi sangat tinggi menyebabkan suku bunga tinggi,” imbuhnya.

Sri Mulyani juga menyampaikan, inflasi yang stabil di level rendah diharapkan dapat menjadi katalisator untuk terus mendukung target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen.

“Alhamdulillah terjaga pertumbuhan stabil di level 5 persen, meskipun kita aiming for higher karena presiden menghendaki target 8 persen,” ucapnya bersyukur.

Dari sisi produksi atau supply side, Sri Mulyani juga melihat pemulihan setelah COVID-19 telah berjalan relatif merata. Sektor manufaktur yang merupakan sektor terbesar dalam sumbangan pajak juga terus didorong dengan program-program seperti hilirisasi.

- Advertisement -
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

BERITA TERBARU

VIRAL

BERITA LAINNYA