Rabu, 15 Januari 2025

IHSG Rebound, Tiga Saham Melesat hingga ARA

JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka rebound pada perdagangan hari ini, Rabu (15/1), dimana indeks menguat 48 poin atau 0,65 persen ke level 7.002.

Penguatan tersebut ditopang kenaikan hampir seluruh sektor saham, seperti sektor properti, sektor keuangan, sektor consumer primer, sektor industri, sektor material dasar, dan sektor energi.

Di tengah rebound tersebut, tiga saham ini kembali lanjutkan penguatan hingga auto reject atas (ARA), yaitu saham PT Citra Marga Nusaphala Persada TbK (CMNP) naik 24,89 persen menjadi Rp 2.960.

Kemudian PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang tercatat naik 24,78 persen menjadi Rp 4.330, dan PT Bangun Kosambi SUkses Tbk (CBDK) naik 19,75 persen menjadi Rp 7.275.

Baca Juga :  IHSG Nyaman Banget Seharian di Zona Merah

Sebaliknya penurunan paling dalam melanda saham PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC), dan PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA).

Sebagai informasi, IHSG kemarin ditutup kembali anjlok sebanyak 60,22 poin atau 0,86 persen menjadi 6.956. Pelemahan itu pun diproyeksi bakal berlanjut pada penutupan perdagangan hari ini.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, bahwa pelemahan tersebut terlihat secara teknikal, dimana indikator MACD cenderung mendatar dengan Stochastic RSI mendekati area oversold.

“Kami memperkirakan IHSG dapat terkonsolidasi pada support 6.900-6.930,” katanya dalam riset hariannya, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (15/1).

Valdy tentu berharap, keputusan Bank Indonesia (BI) soal suku bunga acuan dan data pertumbuhan kredit dapat menahan pelemahan IHSG tak turun lebih dalam.

Baca Juga :  Tahun 2024, Nilai Obligasi dan Sukuk di BEI Rp 87,19 Triliun

Adapun BI sendiri diperkirakan kembali mempertahankan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) di level 6 persen dengan deposit rate sebesar 5,25 persen dan lending rate 6.75 persen.

“Sejalan dengan hal ini, pertumbuhan kredit di Desember 2024 diperkirakan masih tumbuh double digit (10 persen) meskipun perekonomian global serta nilai tukar Rupiah belum mendukung,” kata Valdy.

Valdy menilai, terdapat peluang bahwa penurunan harga saham bank-bank berkapitalisasi besar tersebut sudah merefleksikan sejumlah isu yang dikhawatirkan berdampak negatif ke kinerja bank.

Isu tersebut di antaranya yakni kebijakan hapus utang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2024 dan kewajiban bank dan lembaga non keuangan untuk mendanai proyek hilirisasi.

Baca Juga :  IHSG Berpotensi Menguat di Awal Pekan, Cek Potensi Saham Cuannya
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral