JAKARTA – Rencana Apple Inc. membangun pabrik AirTag di Batam menuai berbagai respons positif. Salah satunya dari Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri, Stanly Rocky. Ia menyebut kabar terkait rencana ini menjadi angin segar bagi Kota Batam.
“Terkait detail investasi dan lokasinya, saya juga belum tahu pasti. Namun, ini menjadi angin segar bagi Kota Batam,” kata Stanly dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (12/1).
Dia menilai, keputusan perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat (AS) itu dalam memilih Batam sebagai lokasi pabrik AirTag tentu bukan tanpa tanpa pertimbangan yang matang. “Berarti Batam punya kelebihan,” tandasnya.
Menurutnya, investasi dari perusahaan raksasa seperti Apple menunjukkan pengakuan internasional terhadap Batam sebagai salah satu pusat industri yang kompetitif di Indonesia.
Dia menyambut bahagia terkait kabar rencana investasi tersebut. Karena dengan kabar rencana investasi Apple di Batam yang telah menyebar, masyarakat dunia tentu akan mengenal Kota Batam sebagai salah satu Kota di Indonesia yang potensial bagi investor.
“Selama ini, Indonesia lebih dikenal hanya Bali dan Jakarta saja. Kami merasa sangat bangga dalam hal ini,” ungkapnya.
Stanly juga meyakini bahwa setiap investasi yang masuk ke Batam, termasuk rencana Apple ini, akan memberikan dampak positif baik langsung maupun tidak langsung bagi pengusaha lokal. Potensi penyerapan tenaga kerja lokal, kata dia, juga menjadi salah satu manfaat utama.
“Kami percaya, setiap perusahaan yg berinvestasi di Batam akan memberikan dampak positif bagi pengusaha lokal & menyerap tenaga kerja lokal,” harapnya.
Sebagaimana diketahui, Apple berencana untuk membangun pabrik AirTag di Batam senilai 1 miliar dolar AS atau setara Rp16 triliun. Dikabarkan, produk yang nantinya akan diproduksi di Indonesia mampu memenuhi 65 persen kebutuhan global atas perangkat pelacak tersebut.
Jika terealisasi, ini diharapkan tidak hanya meningkatkan perekonomian Batam, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi global.