SUMENEP – Seluruh anggota DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur ditantang melakukan tes urin oleh mahasiswa yang berunjuk rasa di depan kantor dewan setempat, Selasa, (7/1) sore.
Pasalnya, kelembagaan DPRD Sumenep dinilai telah tercoreng buntut kasus penyalahgunaan narkoba oleh anggotanya sendiri, BEI, tempo hari.
“Kami meminta semu anggota dewan menjalani tes urin untuk memastikan dirinya bersih dari narkoba. Ini demi menjaga kredibilitas lembaga legislatif,” tegas Koordinator Aksi, Ahyatul Karim, dalam orasinya, Selasa, (7/1).
Selain kasus narkoba yang menjerat anggota dewan, massa aksi juga mendesak anggota lainnya dari Fraksi PKS, Syamsul Bahri, untuk meminta maaf ke publik akibat ulah diduga tangan kanannya, Mohammad Irham, yang menantang pendemo melakukan tes urin di kantor dewan.
“Komentar yang disampaikan oleh Mohammad Irham tidak mencerminkan moral sebagai bagian dari institusi legislatif. Ini telah menggembosi gerakan mahasiswa,” ujar orator lainnya.
Sementara itu, Syamsul Bahri menyatakan, pernyataan sinis Mohammad Irham bukan bagian dari dirinya, apalagi upaya menggembosi mahasiswa.
“Itu murni urusan personal Abdurrahman, tidak ada kaitannya dengan saya,” kata Syamsul Bahri, dihadapan mahasiswa.
Kendati demikian, pihaknya meminta maaf kepada mahasiswa atas perbuatan Mohammad Irham yang telah melecehkan gerakan mahasiswa.
“Saya menyampaikan permohonan maaf kepada kawan-kawan semua, yang telah merasa tergangu saat memperjuangkan kebenaran di depan kantor DPRD ini, saya menyampaikan permohonan maaf kepada kawan-kawan semua,” tukasnya.
Sebelumnya, BEI, anggota DPRD Sumenep ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian setempat atas kasus narkoba.
Sedangkan kasus Mohammad Irham, berawal saat salah seorang anggota pendemo dilecehkan telah mengonsumsi narkoba di media sosial. Tak itu saja, pihaknya menantang untuk mahasiswa melakukan tes urin.