JAKARTA – Anak korban bos rental mobil Makmur Jaya (Ilyas Abdurahman), Agam Muhammad Nasrudin memberikan keterangan versinya soal kasus penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, sekira pukul 04.30 WIB, Selasa 2 Januari 2025 kemarin.
Dalam paparannya, seseorang bernama Ajat Supriatna menyewa mobil Honda Brio warna merah dengan nomor polisi B 2969 KZO milik perusahaan rental mobil ayahnya selama 3 (tiga) hari sejak tanggal 31 Desember 2024 – 2 Januari 2025.
Pihaknya curiga dengan Ajat karena mobil yang disewa ternyata 2 (dua) alat GPS-nya mati di daerah Pandeglang. Diduga, alat pelacaknya diputus. Beruntung masih ada satu alat GPS yang masih aktif.
“Hari pertama (1 Jan 2025) kami cek gps-nya ternyata ada 2 GPS yang sudah dipotong di daerah Pandeglang, sehingga sisa 1 GPS,” jelas Agam dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (3/1).
Melihat indikasi yang tidak beres, kemudian dirinya dan sang ayah yakni Ilyas Abdurrahman mengejar mobil tersebut sekira pukul 22.30 WIB sesuai dengan lokasi petunjuk pergerakan GPS yang masih tersisa.
“Sampai pertigaan Suketi itu kota portal mobil Brio kita. Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api,” jelasnya.
Saat orang-orang di dalam mobil Brio tersebut keluar, salah seorang menyatakan bahwa ia adalah anggota TNI Angkatan Laut, sembari menodongkan senjata untuk mengintimidasi Agam dan ayahnya.
Namun sesaat setelahnya insiden mengagetkan kembali terjadi. Di mana ada sebuah mobil Daihatsu Sigra hitam melintas dan menabrakkan kendaraan ke arah mobil Agam dengan cara mundur. Setelah itu, baik Sigra dan Brio kabur meninggalkan lokasi.
“Setelah itu kacau, Sigra kabur, Brio pun ikutan kabur. Kita butuh jeda sekitar 5 menit untuk siap-siap, baru kita berjalan ngejar lagi sambil kita memantau di GPS,” terang Agam.
Dalam pengejaran, GPS yang ada di mobil Honda Brio mengarah ke Labuhan dan berbelok ke arah Carita. Kemudian samai di Carita, mobil sempat berhenti sejenak sekira 20 menit di Pasar Anyer.
Karena lokasi terakhir GSP aktif juga tak jauh dari lokasi Polsek, Agam dan ayahnya mencoba minta perbantuan dari aparat Kepolisian untuk menangkap para pelaku diduga komplotan penggelapan kendaraan tersebut. Sayangnya, apa yang diharapkan Agam dan ayahnya tak terjadi, di mana mereka berharap anggota Kepolisian mau membantu mendampingi mereka, ternyata salah.
“Setelah kita sowan ke Polsek, ternyata yang jaga nggak mau bantu kita untuk pendampingan. Setelah itu saya bilang ke petugas di Polsek, ‘buat apa bertugas, ini untuk mendampingi saya kok nggak mau’,” ketusnya.
Setelah itu masih cerita Agam, anggota Polsek mencoba menggubungi Kapolsek Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Namun kabarnya sang Kapolsek juga menolak untuk membantu upaya pengejaran tersebut.
“Dia (petugas) konfirmasi dulu ke Kapolsek. Hasilnya dari telepon ke Kapolsek ternyata Polsek pun tidak mau untuk pendampingan,” lanjutnya.
Mendapati penolakan tersebut, Agam dan Ilyas memilih untuk meninggalkan kantor polisi dan mencoba melakukan pengejaran karena melihat Mobil Honda Brio terpantau bergerak kembali berdasarkan monitoring dari alat GPS.
“Kita ikutin terus, kota kontak juga ARMI Tangerang. Udah pada siap-siap. Kemudian mobil berhenti di Indomaret di dalam Rest Aera Balaraja,” tandasnya.
Di sana lah, proses penyergapan dilakukan oleh Agam dan Ilyas serta bantuan dari sejumlah rekan-rekan lainnya yang telah dihubungi dalam perjalanan ke arah Tangerang. Proses penyergapan dilakukan sangat heroik, karena terjadi letusan tembakan hingga 4 (empat) kali di sekitar Indomaret Rest Area tersebut.
“Di situ terjadi tembakan kurang lebih empat sampai lima kali, waktu itu saya Agam kabur cari perlindungan sama beberapa tim,” jelasnya.
Saat dia kembali, diketahui seseorang rekan yang ikut menyergap bernama Ramli sudah terkena tembakan di bagian tangan sampai tembus ke perut. Namun ia baru sadar jika di dalam Indomaret ada korban tembakan lagi. Dan saat ia masuk ke dalam minimarket tersebut, ia kaget yang menjadi korbannya adalah ayahnya sendiri. Ilyas terkena tembakan di bagian dada dan tangannya.
“Waktu itu ayah saya masih kuat, tapi setelah di perjalanan sudah lemas sudah menurun kondisinya, saat dibawa ke IGD RSUD Balaraja, tapi sudah tidak tertolong,” pungkasnya.
https://x.com/Heraloebss/status/1874980266223267958