JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada periode awal tahun 2025, yakni pada 31 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
BMKG menjelaskan, potensi gelombang tinggi dipicu oleh adanya peningkatan kecepatan angin karena adanya bibit siklon 94S (109.8°BT dan 13.5°LS) di Samudra Hindia Selatan Jawa.
Dijelaskan lebih lanjut, pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara umumnya bergerak dari Barat Laut – Timur Laut, dengan kecepatan angin berkisar 8 – 27 knot. sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat – Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 – 20 knot.
Kecepatan angin tertinggi, menurut BMKG, terpantau di Selat Makassar, Laut Sulawesi, perairan utara Papua, perairan utara Bangka, Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera.
“Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1.25 – 2.5 meter,” tulis BMKG dalam rilis resmi yang diterima Holopis.com, Selasa (31/12).
Adapun potensi gelombang dengan ketinggian tersebut berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna, Samudra Hindia Barat Aceh – Bengkulu, Samudra Hindia Selatan NTT, Selat Karimata.
Kemudian Selat Sunda bagian selatan, Laut Jawa, Laut Halmahera, Laut Sawu bagian selatan, Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi bagian barat – tengah, Laut Maluku, Laut Arafuru, Samudra Pasifik Utara Maluku – Papua.
Bahkan, BMKG juga meminta mengingatkan adanya potensi gelombang yang lebih tinggi, yakni di kisaran 2.50 – 4.0 meter yang berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat Lampung, Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Selatan Banten – NTB.
“Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan,” tulis BMKG.
BMKG pun mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
