yandex
Kamis, 2 Januari 2025

Jelang Pergantian Tahun, Kondom Laku Keras di Makassar

MAKASSAR – Beragam aktivitas dilakukan warga Kota Makassar jelang pergantian tahun 2024 ke 2025. Terompet dan kembang api mulai berseliweran di jual di hampir sepanjang jalan protokol di Kota Daeng.

Namun selain terompet, kembang api dan petasan, para pembeli juga memburu kondom yang dijual di apotik dan minimarket di sekitar mereka. Hal itu diakui salah satu penjaga minimarket, bernama Arman di Jalan Nipa-Nipa, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala Kota Makassar.

Ia menjelaskan bahwa rerata pembeli kondom adalah kalangan anak muda. Tidak jelas untuk apa mereka membeli salah satu alat kontrasepsi tersebut.

“Dari kemarin banyak anak-anak muda beli kondom kak,” ujarnya kepada Holopis.com, Minggu (29/12).

Dia mengaku hal itu hampir terjadi tiap tahu. Contohnya tahun lalu kata dia, Kondom Sutra habis sebelum tanggal 30.

“Untuk tahun ini sisa dua pak. Selebihnya sudah dibeli rerata anak muda berusia 17-22 tahun,”ucap dia.

Dia berharap pihak berwenang mengeluarkan aturan pembelian alat kontrasepsi, agar tidak disalah gunakan.

Padahal kata dia, alat kontrasepsi di tokonya hanya dijual untuk orang yang sudah berumah tangga. Namun sekarang kata dia, banyak sekali anak-anak belasan tahun yang membeli kondom.

“Kami juga tidak bisa melarang, soalnya tidak ada aturan untuk melarang mereka membeli kondom,”tuturnya.

Dia berharap alat kontrasepsi tersebut tidak disalahgunakan oleh anak-anak muda untuk melakukan seks bebas.

“Semoga tidak dipakai untuk seks bebas,”harapnya.

Menanggapi fenomena ini, sosiolog Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Anshar Aminullah mengatakan, ada gejala yang marak, dimana malam tahun baru terjadi perubahan norma seksual, sebuah aktivitas yang secara tidak langsung mencerminkan transformasi dalam struktur sosial pada masyarakat perkotaan.

“Beberapa kelompok remaja maupun dewasa di malam tahun baru, besar kemungkinan terjebak pada aktivitas kebebasan seksual hasil dari negosiasi dan redefinisi norma sosial dalam berbagai konteks,” ujar kandidat Doktor Universitas Indonesia (UI) ini, Minggu (29/12) malam.

“Celakanya, ini diimplementasikan dengan cara yang keliru dan cenderung merusak norma dan moral pelaku. Dan Ironinya lagi, hal ini didukung dengan kondisi alat kontrasepsi berjenis kondom yang diperjual belikan secara bebas di minimarket-minimarket,”sambungnya.

Menurutnya, ini memang sudah menjadi konsekwensi, saat perubahan nilai tradisional menjadi nilai yang lebih modern.

“Tingginya sifat individualisme, dan akhirnya, pada sebagian kelompok (oknum), kebebasan seksual dengan menggunakan alat kontrasepsi Kondom sebagai hal yang tidak tabu lagi di malam tahun baru,”pungkas Anshar.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral