BALI – PT Pertamina (Persero) melalui subholdingnya PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Jatim Balinus, unit operasi Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai, menginisiasi “Program Sahabat Disabilitas Ubud” dalam rangka pemberdayaan komunitas difabel untuk lebih mandiri dan berdaya saing bersama kelompok difabel Yayasan Cahaya Mutiara Ubud.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, program yang telah dilakukan sejak 2023 tersebut dilakukan untuk meningkatkan keterampilan diri sesuai potensi yang ada dalam diri para ‘Sobat Istimewa’ dan meningkatkan kepercayaan diri dan kapabilitas mereka.
“Pertamina mendorong komunitas Sobat Istimewa untuk dapat mandiri, menjadi SDM yang unggul, bahkan bisa berkontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara,” papar Fadjar melalui keterangan pers yang diterima oleh Holopis.com, Selasa (24/12).
Program pendampingan Pertamina pada Yayasan Cahaya Mutiara Ubud yakni berupa pengembangan kapasitas seperti pelatihan menjahit, digital marketing dan pengelolaan keuangan. Pertamina juga melakukan perbaikan infrastruktur, serta berbagai dukungan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dijalankan oleh Sobat Istimewa.
Nengah Wani salah satu anggota Yayasan Mutiara Ubud yang telah bergabung sejak tahun 2018 mengaku semakin mahir melakukan tarian tradisional bali dan kreasi modern berkat program tersebut.
“Melalui dukungan yang diberikan Pertamina, saya dan teman-teman makin bersemangat. Kami memiliki wadah dan bisa berkembang. Program ini pun bisa menghapus stigma masyarakat terhadap komunitas difabel,” jelas Nengah.
Sekedar untuk diketahui, Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.