Densus 88 Ajak Masyarakat Waspada Gerakan Rekrutmen Jaringan Teroris

BNCC Techno Talk 2024

JAKARTA – Kasubdit Kontra Narasi pada Densus 88 Anti Teror Mabes Polri AKBP Moh. Dofir menyampaikan bahwa tren terorisme di Indonesia saat ini mengalami tren yang cukup menggembirakan. Sebab, aksi-aksi terorisme cenderung menurun drastis sepanjang tahun 2024. Hal ini sejalan pula dengan proses penangkapan para jaringan teroris oleh aparat penegak hukum.

“Data penangkapan pelaku terorisme selama tahun 2024 yang menunjukkan tren peningkatan signifikan,” kata AKBP Moh Dofir dalam acara Kopdarnas FORSA 2024 di Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/12) kemarin.

Namun demikian, ia tetap meminta semua lapisan masyarakat Indonesia senantiasa waspada dan menyadari tentang ruang gerak kelompok teroris saat ini. Menurutnya, kelompok teroris sudah melakukan perubahan pola rekrutmen.

“Pelaku teror kini mengadopsi pola-pola perekrutan yang semakin canggih, memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menjaring anggota baru, termasuk dari kalangan muda,” ujarnya.

Ia juga mengungkap kelompok-kelompok yang paling rentan terpapar ideologi radikal, seperti mereka yang mengalami tekanan sosial, ekonomi, atau bahkan pencarian identitas.

Dengan nada serius, Dofir menjelaskan pola perekrutan yang digunakan oleh kelompok teroris. Mereka kerap menyasar individu yang merasa terpinggirkan atau mencari makna hidup.

“Modus yang digunakan pelaku teror kini semakin sulit dideteksi karena mereka memanfaatkan jaringan online yang tertutup. Banyak remaja yang menjadi korban karena minimnya pemahaman tentang bahaya radikalisme,” jelas Dofir.

Ia juga menjabarkan bagaimana pelaku teror menargetkan komunitas tertentu, termasuk figur publik dan artis, sebagai bagian dari strategi untuk memperluas pengaruh mereka.

Oleh sebab itu, Dofir pun menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendeteksi dini dan melaporkan aktivitas yang mencurigakan. Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah menyediakan jalur komunikasi dengan instansi terkait untuk menangani isu radikalisme dan terorisme.

“Jika Anda mencurigai adanya aktivitas yang berbau radikalisme atau ekstremisme, jangan ragu untuk melaporkan. Langkah kecil ini bisa menyelamatkan banyak nyawa,” ujarnya tegas.

Dofir juga membagikan tips agar masyarakat tidak terjebak dalam pusaran radikalisme. Salah satunya adalah memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman yang berlandaskan Pancasila.

Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah fenomena IRET (Ideologi Radikal Ekstrem Terorisme) di lingkungan artis. Dofir mengungkap bahwa kelompok teroris memanfaatkan popularitas artis untuk menyebarkan ideologi mereka secara masif.

“Artis memiliki pengaruh besar di masyarakat. Ketika mereka terpapar ideologi radikal, dampaknya akan jauh lebih besar dibandingkan individu biasa,” paparnya.

Ia pun memberikan langkah-langkah pencegahan untuk melindungi kalangan artis dari ancaman ini.

Komitmen Bersama Melawan Terorisme

Lebih lanjut, AKBP Dofir menutup sesi dengan ajakan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga moderasi agama dan kebangsaan. Selalu memastikan bahwa Pancasila adalah sebagai dasar yang merangkul semua keberagaman Indonesia.

“Kita harus mempertahankannya dari segala bentuk ancaman, termasuk ideologi terorisme,” tuturnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral

Enable Notifications OK No thanks