JAKARTA – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie setuju dengan wacana Presiden Prabowo Subianto soal keinginan untuk menata ulang sistem Pilkda yang lebih efektif dan efisien.
“Soal tata ulang sistem Pilkada, saya dukung pernyataan presiden agar kepala daerah dipilih saja oleh DPRD,” kata Prof Jimly dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (13/12).
Menurutnya, tidak ada pengaturan langsung apakah Pilkada dilakukan dengan melibatkan rakyat secara langsung atau tidak. Akan tetapi cukup dilakukan dengan cara yang demokratis.
“Dalam UUD45, yang penting kepala daerah dipilih secara demokratis, bisa langsung, tapi bisa juga tidak langsung oleh rakyat,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa di dalam acara puncak acara HUT 60 Partai Golkar di Bogor pada hari Kamis, 12 Desember 2024 malam kemarin, Presiden Prabowo menangkap keresahan banyak peserta pemilu tentang mahalnya biaya politik di Indonesia.
“Menurut saya hari ini yang paling penting yang disampaikan Ketua Umum Partai Golkar tadi. Bahwa kita semua merasakan demokrasi kita yang kita jalankan, ada suatu, atau ada beberapa hal yang harus kita perbaiki bersama-sama. Menurut saya kita harus memperbaiki sistem kita,” ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan Indonesia tidak boleh malu mengakui bahwa kemungkinan sistem politik di tanah air terlalu mahal. Menurutnya wajah-wajah calon kepala daerah yang menang pun terlihat lesu karena mahalnya biaya politik.
“Yang menang lesu, apalagi yang kalah. Kita harus berani mengoreksi diri, karena itu saya menghargai bahwa ketua umum saudara itu jeli, saya katakan beliau itu cerdas. Makanya anak-anak Indonesia harus banyak makan ikan,” ujar Prabowo merujuk kepada Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang berasal dari Fak-Fak, Papua, dan diyakini Prabowo cerdas lantaran di daerahnya sering mengonsumsi ikan.
Prabowo mengajak seluruh ketua umum dan pimpinan partai politik yang hadir, untuk memperbaiki sistem politik yang menghabiskan puluhan triliun dalam satu-dua hari setiap penyelenggaraan pemilu.
“Saya lihat, negara-negara tetangga kita efisien. Malaysia, Singapura, India, sekali milih anggota DPRD, sekali milih ya sudah DPRD itu lah milih gubernur, milih bupati. Efisien, nggak keluar duit, keluar duit, keluar duit, kayak kita kaya,” selorohnya.