JAKARTA – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat ini telah resmi menjadi tersangka atas dugaan kasus penyalahgunaan kekuasaan dan mengumumkan darurat militer di Korea Selatan.
Akibat keputusan Yoon Suk Yeol, kondisi politik Korea Selatan saat ini sedang tidak stabil, di tambah dengan aksi demonstrasi besar-besaran dari masyarakat Korea Selatan. Yoon Suk Yeol pun dikabarkan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Korea Selatan.
- Nama: Yoon Suk Yeol (윤석열)
- Tanggal Lahir: 18 Desember 1960
- Tempat Lahir: Seoul, Korea Selatan
- Partai: People Power Party (PPP)
- Jabatan Saat Ini: Presiden Korea Selatan ke-13 (Sejak Mei 2022)
Kehidupan Pribadi dan Awal Karir
Yoon Suk Yeol lahir di Seoul dan menyelesaikan dua gelar di Universitas Nasional Seoul, salah satu universitas terkemuka di Korea Selatan.
Yoon Suk Yeol memulai kariernya sebagai pengacara dan berhasil menjadi seorang jaksa yang sangat terkenal di Korea Selatan. Pada tahun 2019, ia diangkat menjadi Jaksa Agung Korea Selatan oleh Presiden Moon Jae-in.
Sebagai Jaksa Agung, Yoon memainkan peran kunci dalam investigasi yang menjerat dua mantan presiden Korea Selatan, Park Geun-hye dan Lee Myung-bak, yang dihukum karena penyalahgunaan kekuasaan.
Salah satu momen penting dalam kariernya adalah saat dia memimpin penyelidikan terhadap Cho Kuk, tokoh berpengaruh dalam pemerintahan Moon, yang menyebabkan pengunduran diri Cho sebagai Menteri Kehakiman.
Karier Politik Yoon Suk Yeol
Pada tahun 2021, Yoon mengumumkan pencalonannya sebagai kandidat presiden dalam pemilihan umum Korea Selatan 2022. Ia bergabung dengan Partai People Power (PPP) pada bulan Juli 2021 dan memenangkan nominasi partai tersebut pada bulan November. Yoon dikenal dengan pandangan konservatif dan kebijakan ekonomi liberal. Selama kampanye presiden, ia mengusung platform yang menekankan pada deregulasi ekonomi dan penghapusan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga.
Pada 9 Maret 2022, Yoon berhasil mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Lee Jae-myung, dalam pemilihan presiden yang berlangsung ketat. Ia dilantik sebagai Presiden Korea Selatan pada 10 Mei 2022, menjadikannya presiden pertama yang lahir setelah berakhirnya Perang Korea.
Di bidang kebijakan luar negeri, Yoon dikenal dengan sikap keras terhadap Korea Utara dan pendekatan yang lebih ramah terhadap Jepang dibandingkan dengan presiden Korea Selatan sebelumnya. Kebijakan-kebijakan ini mencerminkan pandangan politik konservatifnya yang lebih fokus pada hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara barat.
Tantangan dan Kontroversi Masa Pemerintahan Yoon Suk Yeol
Masa kepresidenan Yoon diwarnai dengan sejumlah tantangan dan kontroversi. Pada 2022, ia menghadapi bencana kerumunan Halloween di Seoul yang menewaskan ratusan orang.
Pada pemilu legislatif April 2024, partainya mengalami kekalahan elektoral yang melemahkan posisi politik Yoon. Pada 3 Desember 2024, Yoon mengumumkan pemberlakuan darurat militer, untuk pertama kalinya sejak rezim militer Chun Doo-hwan pada tahun 1980. Tindakan ini dipicu oleh tuduhan bahwa anggota Majelis Nasional berpihak pada Korea Utara.
Namun, setelah Majelis Nasional mengesahkan mosi darurat yang membatalkan deklarasi tersebut beberapa jam kemudian, Yoon mencabut darurat militer. Tindakan ini memicu kritik luas, dan sebuah mosi pemakzulan diperkenalkan di Majelis Nasional pada 4 Desember, meskipun gagal mencapai jumlah suara yang diperlukan untuk disahkan.
Saat ini, Yoon Suk Yeol dilarang untuk meninggalkan negaranya, dan resmi ditetapkan sebagai tersangka.