JAKARTA – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol gagal dimakzulkan dalam sebuah pemungutan suara di parlemen pemerintahan Korea Selatan. Namun, Setelah skandal yang ia lakukan terkait darurat militer, Yoon Suk Yeol dikabarkan akan mundur dari jabatannya sebagai Presiden Korea Selatan.
Setelah pemungutan suara dilakukan untuk pemakzulan, pemimpin PPP Han Dong Hoon mengatakan bahwa partainya sudah memutuskan bahwa Yoon Suk Yeol akan mengundurkan diri.
“Pemberlakuan darurat militer sudah jelas adalah pelanggaran hukum yang serius,” kata Han Dong Hoon, dikutip Holopis.com, Minggu (8/12).
Namun ada tanggapan skeptis terkait pengumuman dari Han Dong Hoon. Hal tersebut karena sejarah hubungan yang pernah kurang baik antara Han Duck Soo dan Presiden Yoon Suk Yeol.
Sebelumnya, Presiden Yoon Suk Yeol langsung membatalkan penerapan darurat militer setelah baru saja mengumumkan bahwa negara tersebut dalam darurat militer untuk pertama kalinya setelah 50 tahun.
Keputusan mendadak Yoon Suk Yeol yang mengejutkan diumumkan pada pukul 23.00 malam waktu setempat. Ia menyebutkan adalahnya kekuatan anti negara serta ancaman dari musuh bebuyutan mereka, Korea Utara.
Tetapi tak lama kemudian, hanya dalam jarak waktu 6 jam, Yoon Suk Yeol tiba-tiba mencabut keputusan darurat militer tersebut.
Yoon Sook Yeo tiba-tiba membatalkan keputusannya setelah para anggota parlemen menentang deklarasi tersebut. Ia pun langsung menarik kembali pasukan militer yang sudah dikerakan.
Kondisi ini langsung mengundang kekacauan di antara masyarakat. Ada yang mengkritik dan menilai Presiden Yoon tidak tegas, ada pula kekhawatiran terkait terjadinya kudeta.
Sebagai informasi Sobat Holopis, terakhir kali Korea Selatan melakukan darurat militer adalah pada tahun 1979 setelah diktator militer Park Chung Hee terbunuh dalam kudeta. Kemudian darurat militer tak lagi dilakukan setelah demokrasi Korea Selatan pada tahun 1987.