yandex
Selasa, 7 Januari 2025

Gus Miftah Hina Penjual Teh, Psikolog : Hilang Kontrol Karena Lingkungan

JAKARTA – Dalam beberapa hari belakangan ini, masyarakat Indonesia sedang dibuat geram dengan sosok tokoh agama Gus Miftah, yang diduga melontarkan hinaan terhadap penjual es teh di hadapan banyak orang.

Kalimat Gus Miftah yang dinilai kasar dan merendahkan pun membuat masyarakat marah, dan kemudian mengasihani Sun Haji, si penjual es teh, yang saat itu menjadi sasaran bercandaan Utusan Khusus Presiden tersebut.

Psikolog Klinis Sri Mulyani Nasution mengatakan, bahasa-bahasa yang yang dinilai sebagian orang kasar itu sebenarnya biasa digunakan dalam sebuah kelompok untuk menunjukkan keakraban mereka. Namun, tidak selamanya bahasa tersebut bisa digunakan di luar kelompok berbeda, atau dalam kasus ini kepada masyarakat luas.

“Bahasa tersebut seharusnya tidak digunakan di luar kelompok. Ketika berkomunikasi dengan kelompok yang berbeda atau dengan masyarakat luas, terutama dalam situasi formal, bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan norma sosial yang berlaku,” kata Sri Mulyani kepada Holopis.com, Jum’at (6/12).

Psikolog yang lebih akrab dipanggil Riri ini mengatakan bahwa dalam Gus Miftah cenderung kebablasan, karena merasa dekat dengan kekuasaan, sehingga memberikannya ilusi berada di posisi yang aman.

“Namun, dalam kasus ini, Gus Miftah ini menjadi kebablasan karena dia merasa dekat dengan kekuasaan yang selama ini membuatnya merasa dalam posisi aman,” ujar Riri.

Membahas kata-kata kasar yang kerap dilontarkan masyarakat, terutama netizen di internet, sejauh ini juga sudah sering tidak mendapatkan sanksi. Hal tersebut terutama dapat dilihat dengan banyaknya netizen yang melontarkan kata-kata kasar dan menghina kepada pemimpin-pemimpin negara.

“Kondisi yang terjadi akhir-akhir ini, bahkan kata-kata kasar yang dilontarkan oleh netizen di media sosial, yang ditujukan kepada pemimpin pun tidak mendapatkan sanksi,” jelasnya.

Gus Miftah yang juga dinilai merasa dekat dengan posisi kekuasaan membuatnya jauh dari masyarakat kecil sehingga kurang merasa berempati.

Apalagi jika dilihat dari video yang viral tersebut, perikaku Gus Miftah tampak didukung oleh orang-orang di sekelilingnya dengan tawaan. Hal itu pun memberikan perasaan bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang wajar.

“Karena selama ini, kalimat-kalimat kasar yang ia ucapkan mendapat dukungan dari kelompoknya. Seperti yang kita lihat di video, orang-orang di sekelilingnya ikut tertawa,” kata Riri.

“Dukungan orang-orang di kelompoknya membuat dia kehilangan kontrol emosi,” lanjutnya.

Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya Sobat Holopis, viral di media sosial X sebuah potongan video yang memperlihatkan ucapan Gus Miftah yang diduga mengejek penjual atau tukang es teh keliling di acara pengajian.

Kejadian bermula saat Gus Miftah bertanya ke pedagang es terkait sisa dagangannya. Namun bukannya diborong, Gus Miftah justru mengeluarkan candaan kepada penjual es teh agar cepat menjual dagangannya itu.

“Es teh mu masih banyak engga, masih? ya sana dijual goblok. Jual dulu tapi kalau memang gak laku ya takdir,” ujar Gus Miftah.

Potongan video itu pun viral dan langsung menuai komentar. Banyak yang menyayangkan sikap Gus Miftah terhadap pedagang es tersebut.

Gus Miftah kemudian minta maaf, dan mengaku khilaf dengan bercadaannya tersebut.

“Saya Miftah Maulana Habiburrahman menanggapi yang viral hari ini, yang pertama dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya,” kata Gus Miftah.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral