JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid memberikan respons atas dakwah yang dibawakan Gus Miftah dengan mempermalukan penjual dagangan dengan umpatan “Goblok” dalam majelis Magelang Bershalawat beberapa waktu lalu.

Menurutnya, dakwah semacam itu tidak bisa dibenarkan walaupun dalam konteks bercanda. Sebab, tujuan penting berdakwah adalah memuliakan manusia.

“Dakwah itu kan pituduh (petunjuk) kebaikan, bagaimana memuliakan manusia, memuliakan makhluk hidup dan memuliakan semuanya. Tidak boleh kita menghinakan orang lain walaupun dalam konteks guyon (bercanda),” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Rabu (4/12).

Bahkan ia pun menukil salah satu surat dalam Alquran yang menjadi pedoman bagi umat Islam tentang pentingnya memuliakan sesama makhluk hidup, khususnya manusia.

Yakni Surat Al-Isra ayat 70. Di mana Tuhan Yang Maha Kuasa telah memuliakan manusia dan memberikan rezeki masing-masing dengan sebaik-baiknya.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.

“Dalam Al Isra ayat 70, Allah memuliakan ciptaanya dan memberikan rezeki terbaik untuk mereka. Kalau Allah saja memuliakan, kenapa sesama manusia malah menghinakan, ini kan bukan dakwah yang baik tho,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia berharap agar semua pendakwah di Indonesia khususnya untuk mengedepankan akhlak dalam berdakwah. Sebab, mereka akan menjadi panutan bagi umat khususnya mereka yang memiliki pengetahuan agama kurang dan lebih memilih mengikuti pendakwah.

“Jadi pendakwah ini bukan pekerjaan, tapi pengabdian. Kalau pengabdian maka yang terbaik harus dari hati, dan jika dari hati harus yang terbaik. Tidak sekadar tahu agama, tapi paham dan menerapkannya dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.

“Jika tidak bisa, sebaiknya jangan menjadi pendakwah. Pahami kapasitas diri, karena dampaknya tidak hanya ke pendakwah, tapi juga ke jamaah yang mengikutinya,” sambung Habib Syakur.

Gus Miftah Umpat Goblok ke Pedagang Es Teh Manis

Sebelumnya diketahui Sobat Holopis, sebuah video viral ucapan Gus Miftah yang mengumpat penjual menuman keliling saat pengajian membuat banyak masyarakat heboh. Sebab, banyak yang menganggap ucapan guru agama Deddy Corbuzier tersebut keterlaluan.

Insiden tersebut berlangsung saat Gus Miftah hadir dalam Magelang Bershalawat yang diselenggarakan oleh PCNU Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada hari Rabu, 20 November 2024 lalu.

Saat itu, penjual minuman dan es teh manis keliling sedang menjajakan dagangannya saat Gus Miftah sedang ceramah. Sontak, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji tersebut mereaksi pedagang tersebut dengan umpatan yang membuat banyak netizen terkaget-kaget.

Kon mborong. Es tehmu ijeh okeh ora? masih? yo kono didol goblok. (Disuruh memborong. Es tehmu masih banyak nggak?. Ya sana dijual, goblok),” ucap Gus Miftah.

Namun celetukan dan umpatan Gus Miftah tersebut justru dianggap lucu oleh hadirin dan sejumlah pemuka agama yang ada di panggung, termasuk oleh Habib Zaidan Bin Yahya.

Mendengar ucapan Gus Miftah, tampak pedagang air minum tersebut wajahnya sedikit pucat. Sebab ia diperlakukan seperti itu persis di tengah jamaah yang sedang mengikuti tausiyah.

Dolen ndisek, mengko lak rong payu yowes takdir. (Silakan jual dulu, nanti jika tidak laku ya sudah, takdir),” sambung Gus Miftah.

Selanjutnya, Gus Miftah pun melanjutkan tausiyah dengan mengikuti narasi penjual minuman. Ia mengatakan bahwa terdapat sebuah cerita dalam konteks Tsawauf tentang dua dua pedagang yang berbeda.

Dadi ono cerito Tasawuf. Ono bakul es karo bakul bakso iku jejer. Seng bakul es iku ndungo Ya Allah mugo-mugo hawane panas, soale lak panas ngombe es rasane seger. Seng bakul bakso ndungo, Ya Allah Gusti, mugo-mugo udan, adem. Soal lek adem-adem mangan bakso rasane enak. (Jadi ada cerita Tasawuf, ada penjual es dan penjual bakso sedang bersama. Penjual es berdoa, Ya Allah mudah-mudahan cuacanya panas, sebab jika cuaca panas minum rasanya segar. Yang penjual bakso berdoa, Ya Allah Gusti, mudah-mudahan hujan, adem. Sebab jika cuaca dingin makan bakso rasanya enak),” terang Gus Miftah.

Kemudian ia pun bertanya kepada jamaah yang hadir. Jika dalam situasi itu Tuhan menurunkan air hujan, apakah doa penjual es tidak didengarkan oleh Allah SWT.

Kiro-kiro umpono dino niku adem, berarti dongane bakul es iku kiro-kiro diijabah nopo mboten ?. Tetep wae diijabah dalam bentuk yang lain. (Kira-kira seandainya hari itu hujan, apakah artinya doa penjual es tersebut kira-kira dikabulkan apa tidak?. Tetap saja dikabulkan namun dalam bentuk lain).” terangnya.

Doa lain yang dikabulkan oleh Allah SWT kepada pedagang es yang dimaksud bisa jadi bukan doa saat sedang berjualan. Melainkan doa lainnya yang sebenarnya telah dipanjatkan sebelumnya.

Ese rak payu awake sehat, muleh ndelalah bojone meteng, niku ndak yo nikmat. Kok ditinggal bakul es kok meteng. (Es nya tidak laku tapi badannya sehat. Pulang ternyata istrinya hamil. Itu kan nikmat. Kok ditinggal jualan es malah hamil), kan banyak terjadi di mana-mana,” sambungnya.