JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres menyerukan dukungan internasional terhadap martabat, hak, dan keadilan rakyat Palestina.

Dia menyebut, peringatan Hari Solidaritas Insternasional Bagi Rakyat Palestina tahun ini terasa lebih menyakitkan. Pasalnya, tujuan-tujuan yang mendasar tersebut semakin jauh dari jangkauan.

Guterres tidak membenarkan serangan yang dilakukan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu, serta penyanderaan yang terjadi. Namun ia juga menegaskan tidak ada yang dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.

“Lebih dari setahun setelah serangan tersebut, Gaza masih hancur. Lebih dari 43.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas, dan krisis kemanusiaan semakin memburuk setiap harinya,” kata Guterres dalam pesannya pada Kamis (28/11), yang dikutip Holopis.com.

Ia menilai, situasi ini sebagai sesuatu yang sangat mengerikan dan tidak dapat diterima. Di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, Guterres mencatat berbagai kejahatan genosida terus dilancarkan Israel. Hal ini menambah penderitaan dan ketidakadilan bagi rakyat Palestina.

“Sudah saatnya dilakukan gencatan senjata segera dan pembebasan tanpa syarat semua sandera,” tegasnya.

Guterres juga menyerukan diakhirinya pendudukan ilegal di Wilayah Palestina, sesuai dengan keputusan Mahkamah Internasional dan Majelis Umum PBB. Ia menekankan perlunya kemajuan menuju solusi dua negara yang berkelanjutan, di mana Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dalam damai dan keamanan, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara.

Sebagai langkah mendesak, Guterres mengimbau dukungan penuh terhadap bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa bagi rakyat Palestina, khususnya melalui Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang ia sebut sebagai garis hidup tak tergantikan bagi jutaan rakyat Palestina.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa akan terus berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut untuk hidup dalam damai, keamanan, dan martabat,” tutup Guterres.