BANTAENG – Seorang santri Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an Hasyim Asyari di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), ditemukan tewas tergantung.
Korban berinisial RF (14) diketahui masih duduk di bangku kelas 3 Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an Hasyim Asyari.
Sebelum ditemukan tewas, RF diduga mengalami pelecehan seksual. Hal itu berdasarkan sejumlah tanda – tanda kekerasan pada tubuh korban.
Dokter Forensik Biddokes Polda Sulsel, Denny Mathius membenarkan adanya tindakan kekerasan seksual, setelah melakukan serangkaian pemeriksaan pada jenazah korban.
“Ada beberapa temuan dan kami duga tanda-tanda kekerasan. (Dugaan pelecahan seksual) Itu kami tetap melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kami,” jelas Denny Mathius, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (26/11).
Kata dia, hasil autopsi sudah diserahkan ke Polres Bantaeng untuk proses penyelidikan.
“Fakta-fakta, beberapa temuan-temuan, kami sudah sampaikan ke penyidik. Dari temuan awal, penyidik nanti akan sinkronkan dengan apa yang kami temukan pada autopsi itu,” jelasnya.
Sementara itu, Amiruddin selaku paman korban mengatakan, keponakannya ditemukan tergantung di bawah kolong rumah panggung pembinanya, Sabtu (23/11/2024) sekira pukul 21.00 Wita.
“Tidak ada, pembinanya sembunyi semua. Penyampaiannya bilang gantung diri,” kata Amiruddin.
Pihak keluarga yang curiga adanya tindak kekerasan, mengadu ke kepolisian dan meminta dilakukan autopsi. Proses autopsi dilakukan Minggu (24/11).
“Kita sempat datang semua dari pihak korban terkait dengan masalah kejadiannya tapi tidak ada yang kita temui di situ (Ponpes),” tuturnya.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak pondok pesantren terkait penyebab kematian korban.
Ponpes pun hingga kini masih dijaga ketat polisi mengantisipasi amukan keluarga korban.
Aparat kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait hasil autopsi dan perkembangan penyelidikan terkait saksi yang telah diperiksa.