JAKARTA – PT Waskita Karya menyebut hingga saat ini progres pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Peterongan Daerah Irigasi (DI) Mrican Paket 2 sudah rampung. Realisasi proyek di Jawa Timur tersebut dilaporkan telah mencapai 100 persen dan tinggal menunggu jadwal peresmian.
Direktur Operasi II Waskita Karya Dhetik Ariyanto dalam keterangan resminya menyampaikan, pembangunan proyek itu menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan di Tanah Air. Maka melalui rehabilitasi tersebut, produktivitas pertanian di Jawa Timur (Jatim) dipastikan dapat meningkat.
Fungsi itu sejalan dengan program swasembada pangan yang menjadi fokus Presiden Prabowo Subianto. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo pun telah mengunjungi DI Mrican didampingi oleh Direktur Operasi II Waskita Karya Dhetik Ariyanto pada pekan ini.
Menteri PU menargetkan, Jatim tetap menjadi lumbung pangan Indonesia. Ia berharap, adanya rehabilitasi irigasi Mrican yang mengairi Kabupaten Jombang, Nganjuk, dan Kediri itu bisa menjaga stabilitas suplai pengairan ke sawah, sehingga meningkatkan hasil panen.
Diharapkan pula, rehabilitasi DI Mrican mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 233 persen menjadi 260 persen. Dengan begitu, produksi padi dan palawija yang sebelumnya 551.417 ton bisa naik menjadi 615.315 ton.
Peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi DI Mrican dikerjakan dalam 2 paket pengerjaan. Kerja Sama Operasi (KSO) Waskita-BRP mengerjakan paket 2 dengan nilai kontrak sebesar Rp 195 miliar.
Dhetik menyebutkan, pengerjaan paket 2 meliputi saluran sekunder dan induk. Kemudian, total panjang yang direhabilitasi mencapai 132 km.
“Kebutuhan irigasi daerah pertanian sangat penting bagi peningkatan produksi pangan, khususnya padi. Maka Waskita Karya mempercepat pengerjaan peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi Peterongan dan DI Mrican,” ujar Karya di Jakarta.
Waskita, kata Dhetik, berharap pembangunan infrastruktur yang dilakukan perseroan termasuk jaringan irigasi ini mampu memberikan multiplier effect. Tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga berdampak terhadap perekonomian di dalam negeri.