JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai statemen Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen DPP PDIP yang menyebut, kriminalisasi terhadap Anies Rasyid Baswedan adalah perintah Presiden Joko Widodo adalah pernyataan serius.
Menurutnya, Hasto bisa dikenakan UU ITE jika sampai statemennya tidak bisa dibuktikan dengan data yang valid.
“Wah, itu menurut saya statemen yang sangat serius. Apalagi diucapkan oleh Sekjen partai ya. Ini harus dibuktikan secara hukum, kecuali itu omongan sampah,” kata Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid kepada Holopis.com, Sabtu (23/11).
Walaupun konten statemen hasto menurutnya adalah delik aduan, maka sepatutnya pihak yang dirugikan dari statemen tersebut harus menyeretnya ke meja hijau untuk dibuktikan secara hukum kebenarannya.
“Kan sejumlah statemen Hasto tak ada yang berani ia buktikan secara hukum. Soal statemen cawe-cawe Jokowi, pengaturan hasil Pilpres 2024 yang ditentukan sudah lama oleh Istana. Sekarang buat statemen seperti itu. Saya kira ini representasi perasaan hati PDIP kepada Jokowi,” ujarnya.
Lebih lanjut, tokoh dari Malang Raya ini pun mengatakan bahwa Hasto sedang tidak melakukan pendidikan politik, hanya sebatas propaganda dan provokasi untuk mendelegitimasi Jokowi.
“Maaf, saya kira sampai detik ini saya belum mendengar PDIP menyatakan secara resmi memecat Jokowi sebagai kader. Kenapa ini seolah dihantam sana sini hanya karena Anies sudah mendukung Pramono Rano. Ini pendidikan politik macam apa yang mau ditampilkan PDIP,” tukasnya.
Jika memang PDIP sedang mencoba melakukan aktivitas mulia, Habib Syakur pun menilai seharusnya PDIP menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh rakyat Indonesia setelah banyaknya kadernya melakukan tindak pidana korupsi.
“Partai ini kan seperti sok suci ya, seolah semua kesalahan dan dosa negara ada di Jokowi. Selama 10 tahun berkusa, sudah berapa banyak kader PDIP yang korupsi. Pernah nggak sekali saja mereka menyampaikan mengakui dan minta maaf terbuka ke rakyat Indonesia?,” ujarnya.
Bagi Habib Syakur, sikap PDIP yang seperti ingin sekali melakukan membunuh karakter Jokowi dan mendiskreditkan Presiden ke 7 tersebut adalah langkah yang tidak patut dicontoh oleh seluruh partai politik, khususnya bangsa Indonesia.
Namun demikian, ia menilai bahwa langkah Hasto dan Connie di podcast Akbar Faizal malah menunjukkan ke publik bagaimana sebenarnya keterbelahan di dalam elite PDIP.
“Saya sampai saat ini masih respek dengan Mbak Puan. Beliau contoh politisi yang dewasa menurut saya. Masalahnya, Bu Megawati ini seperti lebih percaya ke Hasto ya, yang doyan tantrum dan akting nangis di depan kamera. Coba Bu Mega lebih dengerin Mbak Puan, Insya Allah PDIP akan disegani lagi sama rakyat,” pungkasnya.
Diketahui Sobat Holopis, bahwa Hasto hadir dalam podcast spesial Akbar Faizal. Hadir dengan Connie Rahakundini Bakrie, Sekjen PDIP itu menyatakan bahwa Presiden Jokowi ingin melakukan kriminalisasi terhadap Anies Baswedan lewat kasus Formula E.
“Ketika Anies Baswedan itu dikriminalisasi, itu Pak Presiden Jokowi berbicara dengan saya. Beliau sangat khawatir terhadap munculnya Anies Baswedan,” kata Hasto di podcast Akbar Faizal dalam menit ke 00:18:04 seperti dikutip Holopis.com.
“Sehingga itu nyata-nyata kasus Formula E itu kriminalisasi, dan saya bersaksi itu dari perintah Pak Jokowi secara langsung,” sambungnya.