Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Umumnya suntik botox dilakukan oleh wanita berusia 40-an yang pada wajahnya sudah muncul kerutan-kerutan halus. Namun belakangan, prosedur kecantikan ini banyak digandrungi wanita berusia 20-an.

Katanya, suntik botox di usia 20-an justru akan menghentikan kerutan-kerutan di wajah itu sendiri. Apa iya?

Ternyata, “Iya!” kata Dr Afshin Mosahebi, Profesor Bedah Plastik University College London.

Dr Afshin mengatakan, menyuntikkan toksin botulinum (yang lebih dikenal sebagai botox) ke area wajah sebelum garis-garis halus mulai terbentuk, dapat memperlambat perkembangan keriput.

Dr Afshin kembali menjelaskan bahwa kerutan di wajah terjadi karena dua alasan. Yang pertama, katanya, saat otot-otot (dalam hal ini wajah) bergerak, kulit di atasnya otomatis mengerut. Ketika hal ini terjadi berulang kali, maka dapat meninggalkan garis-garis pada kulit. Ini layaknya lembaran kertas yang diremas terus-menerus dan pada akhirnya akan meninggalkan lipatan.

Alasan kedua adalah karena adanya penipisan lapisan dermis kulit yang terjadi seiring bertambahnya usia. “(Semakin parah) khususnya saat kita terpapar sinar matahari sehingga semakin rentan terhadap kerutan”, tambah Dr Afshin.

Banyak wanita yang menjadikan suntik botox sebagai solusi praktis dalam mengurangi kerutan pada wajah mereka. Nah, jika suntik botox diberikan pada kulit yang tidak keriput, penelitian menunjukkan, penggunaan rutin justru akan mempersulit terbentuknya kerutan di wajah.

Efek Samping Suntik Botox

Tapi Dr Afshin mengingatkan, suntik botox ini bukan obat mujarab. Penipisan kulit di usia senja masih akan terjadi dan tetap menyebabkan munculnya garis-garis. “Hanya memang pada tingkat yang lebih rendah. Dan jika Anda menghentikan suntikan, Anda akan menua seperti biasa,” terang Dr Afshin.

Satu lagi, ada efek samping yang ‘mengintai’ Anda jika terus-menerus melakukan suntik botox. Yakni, wajah Anda membutuhkan dosis botox yang tidak sama alias lebih banyak dari yang sebelumnya untuk mendapatkan efek yang sama (kulit wajah yang kencang).

“Seiring waktu, Anda menjadi lebih kebal terhadap racun, sehingga dosis botulinum yang bekerja di awal pengobatan sangat mungkin tidak bekerja efektif lagi di bulan berikutnya,” tambahnya.

Ditambah lagi, memulai botox terlalu dini dapat mendorong Anda menjadi pribadi yang hanya terpaku pada penampilan saja.

Lebih lanjut Di Afshin menyarankan para remaja dan wanita berusia 20-an untuk melakukan hal-hal sederhana yang lebih sehat jika ingin memperlambat proses penipisan kulit. Misalnya dengan menghindari paparan langsung sinar matahari, tidak merokok dan begadang, merokok, dan menjalani pola hidup sehat lainnya.

“Rutin menggunakan krim tabir surya (sunscreen) merupakan pilihan yang jauh lebih baik daripada Botox,” kata Dr Afshin alih-alih melakukan suntik botox di usia 20-an.

Cara Kerja Botox

Bagaimana botox bisa membuat wajah seseorang menjadi lebih kencang dan terlihat awet muda? Jadi, cara kerja Botulinum Toxin adalah dengan memblokir atau menghambat sinyal saraf asetilkolin pada otot yang berperan dalam kontraksi otot sehingga membuatnya menjadi rileks (tidak menegang). 

Efek dari botox ini bersifat sementara, hanya bertahan selama 3–6 bulan saja. Setelah itu, otot-otot (yang disuntikkan botox) akan bergerak lagi dan kerutan di area itu muncul kembali. 

Selain mengurangi kerutan di wajah, botox juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa masalah kesehatan. Di antaranya mengobati migrain kronis, kaku otot, overactive bladdercervical dystonia, kedutan mata, dan hyperhidrosis (keringat berlebih) di ketiak. 

Obat ini termasuk obat keras dan tidak dijual bebas. Anda hanya bisa mendapatkannya dengan resep dokter.