HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bencana gempa tektonik bermagnitudo M5,5 mengguncang wilayah Halmahera, Maluku Utara, pada hari ini, Selasa (12/11) pukul 16.24 WIB.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut bahwa berdasarkan analisis pihaknya, gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,3 dengan episenter yang terletak di laut pada jarak 133 Km arah barat daya Ternate, Maluku Utara pada kedalaman 48 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, lanjut Daryono, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas faulting/penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust),” ujar Daryono dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip Holopis.com.

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Kab. Halmahera Selatan dengan skala intensitas IV MMI, dan daerah Kab. Halmahera Barat dengan skala intensitas III MMI.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI,” tandas Daryono.

Gempa Halmahera


Adapun hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Begitu pun dengan aktivitas gempa susulan (aftershock), dimana berdasarkan hasil monitoring BMKG pada 16.45 WIB belum ada laporan adanya aktivitas tersebut.

Kendati begitu, Daryono mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga mengimbau masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkasnya.