Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jika dilihat dengan mata telanjang, mie bihun dan mie shirataki memang terlihat nyaris mirip. Ramping dan berwarna putih bening, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan jika dilihat secara teliti. Tak hanya dengan kasat mata, kedua mie juga memiliki kandungan yang berbeda dan manfaat yang berbeda pula untuk tubuh.

Bagi Sobat Holopis yang penasaran dan ingin belajar lebih jauh lagi, ini dia perbedaan shirataki dan bihun.

1. Bahan Dasar

Shirataki: Mie shirataki terbuat dari umbi konjac, yang mengandung serat glucomannan. Proses pembuatan mie ini hanya melibatkan pengolahan umbi konjac dan air, sehingga mie ini sangat rendah kalori dan bebas gluten.

Bihun: Sebaliknya, bihun terbuat dari beras yang dihaluskan menjadi tepung dan kemudian dibentuk menjadi mie. Bihun memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dan lebih banyak kalori dibandingkan shirataki.

2. Kandungan Kalori dan Nutrisi

Kalori: Mie shirataki memiliki hampir nol kalori, sehingga sangat cocok untuk program diet. Dalam 100 gram mie shirataki, hanya terdapat sekitar 10-20 kalori. Di sisi lain, bihun mengandung sekitar 100 kalori per 100 gram, menjadikannya pilihan yang lebih berat dalam hal kalori.

Serat dan Nutrisi: Shirataki kaya akan serat, yang membantu memperbaiki pencernaan dan memberikan rasa kenyang. Mie ini juga memiliki sedikit kandungan nutrisi karena proses pengolahannya yang minimal. Sementara itu, bihun mengandung lebih banyak karbohidrat kompleks, tetapi lebih rendah serat karena dedaknya dihilangkan selama proses penggilingan.

3. Indeks Glikemik

Indeks glikemik (IG) mengukur seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah. Mie shirataki memiliki indeks glikemik yang sangat rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah. Di sisi lain, bihun memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi kadar gula darah, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan diabetes atau yang berusaha mengontrol berat badan.

4. Rasa dan Tekstur

Shirataki: Mie ini memiliki tekstur kenyal dan licin, serta rasa yang sangat netral. Mie shirataki dapat menyerap rasa dari bumbu dan saus yang digunakan, sehingga sering digunakan dalam hidangan yang kaya akan rempah.

Bihun: Memiliki tekstur yang lebih lembut dan rasa yang lebih sedikit. Bihun sering digunakan dalam hidangan berkuah atau goreng, dan dapat menyerap bumbu, meskipun tidak seefektif shirataki.

5. Penggunaan dalam Masakan

Mie shirataki sering digunakan dalam salad, sup, dan hidangan tumis yang rendah kalori. Dalam masakan Jepang, shirataki bisa ditemukan dalam hidangan seperti sukiyaki atau sebagai pelengkap dalam hidangan vegetarian.

Bihun, di sisi lain, banyak digunakan dalam hidangan seperti pho Vietnam, mie goreng, dan berbagai jenis sup. Bihun juga sering disajikan dalam salad dan hidangan dingin.

Jika Sobat Holopis mencari alternatif mie yang lebih sehat dan rendah kalori, mie shirataki adalah pilihan yang jauh lebih baik dibandingkan bihun.

Mie shirataki memberikan banyak manfaat kesehatan tanpa menambah kalori berlebih, menjadikannya ideal untuk program diet.

Sobat Holopis sudah pernah coba mie shirataki belum?