Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengklaim, bahwa Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) telah bekerja dengan memberikan pakaian sekolah untuk 10 ribu anak-anak di Indonesia.

Namun baginya, kerja GSN yang dulunya Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan, khususnya seragam bagi anak-anak sekolah di Indonesia.

“GSN sudah sudah memberi pakaian sekolah untuk 10 ribu anak-anak. Itu kelihatan banyak tapi masih kurang,” kata Prabowo dalam acara deklarasi GSN di Indonesia Arena GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (2/11).

Prabowo kemudian mengaku sudah menghitung, dimana satu anak di Indonesia itu butuh pakaian sekolah yang nilainya kurang lebih sebesar 1,2 juta per tahun. Menurutnya, nilai tersebut sudah lengkap hingga sepatu dan kaos kaki.

Atas hal itu, Prabowo pun mengusulkan agar anggota GSN, masing-masing bisa menyisihkan Rp100 ribu per bulan untuk membantu kebutuhan sekolah satu anak Indonesia.

“Jadi kalau di antara kita bisa menyisihkan Rp1,2 juta setahun saja, berarti Rp100 ribu rupiah per bulan itu bisa menyekolahkan satu anak,” ujar Prabowo.

Adapun negara, kata dia sudah menyediakan program makan bergizi gratis yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun belum untuk keperluan seragam sekolah.

“Kalau APBN kita kerahkan makan bergizi. Kalau pakaian masih ada yg belum punya pakaian jadi dia enggak bisa sekolah,” kata Prabowo.

Prabowo pun menyinggung anggota eks Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang kini Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang hadir di deklarasi GSN untuk bisa mendukung usulannyanya tersebut.

“Bayangkan, 1 di antara kita banyak yang punya kemampuan, di sini banyak Hipmi kan? Bahlil banyak rekan-rekanmu disini? Coba panitia saya minta foto anggota HIPMI disini. Kalau menyisihkan Rp100 ribu sebulan itu 1 anak sekolah. Jadi saya minta saudara-saudara bergerak masing-masing yang bisa Rp100 ribu,” kata Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo juga menyinggung tentang perlunya kerja konkret guna mengatasi berbagai masalah di Indonesia, tanpa perlu banyak menggelar acara seminar, yang pada akhirnya hanya sekadar omong kosong belaka.

“Jangan banyak kita seminar. Jangan banyak omon-omon. Sekarang aksi aksi aksi. Karena kebetulan banyak menteri yang hadir jangan terlalu banyak anggota mu jalan-jalan ke luar negeri. Kalau mau jalan ke luar negeri pakai uang sendiri boleh,” sindir Prabowo.