HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri (Kadensus 88) Irjen Pol Sentot Prasetyo menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kelancaran sosialisasi dan dialog pembubaran Jamaah Islamiyah di seluruh Indonesia, termasuk yang hari ini digelar di Depok, Jawa Barat.
Ia mengatakan bahwa kegiatan yang positif seperti saat ini akan terus dilakukan sehingga dialog interaktif semacam ini di lingkungan eks Jamaah Islamiyah (JI) memberikan manfaat yang lebih besar.
“Sampai hari ini dan beberapa waktu ke depan, kita akan terus sosialisasi,” kata Irjen Pol Sentot saat menghadiri dialog kebangsaan dengan tema ‘Dengan Ilmu Syar’i Kita Kembali ke Pangkuan NKRI’ di bilangan Depok, Jawa Barat, Minggu (3/11).
Tak datang sendiri, Kadensus 88 juga hadir bersama dengan Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Komjen Pol Eddy Hartono. Hadir pula pendiri Jamaah Islamiyah Ustad Abu Rusydan serta mantan amir Jamaah Islamiyah Ustadz Para Wijayanto.
Dalam kesempatan yang sama, Irjen pol Sentot Prasetyo pun berharap kegiatan sebagus ini bisa memberikan dampak yang luar biasa bagi kelangsungan silaturrahmi kebangsaan para eks Jamaah Islamiyah, dalam rangka kembali memeluk NKRI dan Pancasila.
“Mudah-mudahan ke depan akan menjadi manfaat yang baik bagi kita semua,” pungkasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Mantan Deputi Umum Jamaah Islamiyah, Ustadz Haidar menyatakan bahwa pembubaran Jamaah Islamiyah bukan hanya sekadar gimmick dan bualan belaka. Ia memastikan bahwa ini adalah keputusan dan kesungguhan yang terdalam dari para insan Jamaah Islamiyah untuk melepaskan diri dari organisasi yang mereka peluk selama ini.
“Kami bersungguh-sungguh kembali ke NKRI,” kata Ustadz Haidar.
Alasan pembubaran Jamaah Islamiyah ini juga ditekankan Ustadz Haidar bukan karena paksaan atau tekanan dari pihak mana pun. Akan tetapi semua dilakukan atas dasar keilmuan yang mereka pahami tentang syariat Islam dan kegamaan.
“Bukan karena khawatir, bukan karena takut, bukan ditekan. Tapi ada landasan ilmu. Jadi yang jelas kita bertindak atas landasan ilmu,” pungkasnnya.