HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa berbagai pekerjaan rumah memang saat ini menjadi konsentrasinya untuk diselesaikan. Namun demikian, berbagai masalah tersebut akan ia bahas dengan berbagai stakeholders dan mendengar masukan dari masyarakat.
“Tidak secara tergesa-gesa, karena itu saya dalam beberapa saat ini nanti akan minta masukan dari berbagai pihak, baik dari kalangan pemerintah daerah, dari masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan, masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya,” kata Mu’ti dalam keterangannya, Senin (21/10).
Mendengar masukan ini akan menjadi kegiatan utama di awal dirinya diberikan amanat oleh Presiden Prabowo Subianto di Kabinet Merah Putih.
“Saya berusaha selama memimpin Kementerian ini untuk menjadi menteri yang banyak mendengar,” ujarnya.
Lebih lanjut, ruang lingkup kerjanya saat ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya. Hanya saja khusus untuk Kementerian yang ia pimpin hanya akan fokus pada pendidikan dasar menengah.
Termasuk program wajib belajar 13 tahun, di mana pengelolaan pendidikan akan dikonsentrasikan sejak di usia dini. Sebab ia yakin bahwa pendidikan adalah fondasi penting dalam mencetak generasi bangsa berkualitas dan unggul.
“Prasekolah itu akan menjadi perhatian dan itu juga yang memang menjadi fondasi untuk pendidikan di tanah air kita ini. Banyak negara maju, pendidikan pra sekolah itu sangat penting,” tuturnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini pun berharap nantinya semua program kerja yang dijalankan bisa menjadi pengayom bagi seluruh aspek pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia. Sebab ia sadari, akses pendidikan kepada seluruh masyarakat adalah tanggung jawab negara kepada rakyatnya.
“Mudah-mudahan bisa kita layani semua, karena itu adalah kewajiban konstitusional pemerintah kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu,” tukasnya.