HOLOPIS.COM, JAKARTA – Musisi Pradikta Wicaksono atau yang akrab disapa Dikta baru saja merampungkan film terbarunya berjudul ‘Aku Jati, Aku Asperger’.
Film ini mengangkat kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya yang mengidap sindrom Asperger, yakni gangguan yang membuat seseorang kesulitan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam film tersebut, Dikta berperan sebagai Daru yang merupakan kakak dari Jati yang mengidap Asperger. Lebih dikenal sebagai seorang penyanyi, di sini Dikta suskes membuktikan aktingnya yang baik bahkan terlihat sangat natural saat harus menangani seseorang dengan sindrom Asperger.
Dalam film tersebut, Dikta berperan sebagai Daru yang merupakan kakak dari Jati (Jefri Nichol) penyandang sindrom asperger. Meskipun hanya akting, namun Dikta terlihat cukup naatural dalam menangani orang berkebutuhan khusus seperti Jati.
Rupanya di balik pendalaman karakternya itu, Dikta memang sejak kecil berhubungan dengan orang yang spesial. Tidak lain adalah kakaknya sendiri bernama Jasmoro Wahyu Diati alias Arty yang merupakan seorang tunarungu, sehingga Dikta mengenal banyak orang berkebutuhan khusus lainnya termasuk asperger.
“Saya dari kecil kebetulan berhubungan dengan teman-teman yang punya kelebihan asperger, autis, tuli, SLBA, SLBB, SLBC, karena kakak saya tuli,” ungkap Dikta dalam konferensi pers perilisan film ‘Aku Jati, Aku Asperger’, di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (17/10) malam.
Sejak kecil diceritakan Dikta, ia sudah jadi terbiasa menemani dan mengantar sang kakak ke sekolah. Dari sana lah, ia belajar memahami bagaimana sikap orang-orang berkebutuhan khusus termasuk yang mengalami sindrom asperger. Menurut Dikta, hal ini merupakan sebuah kelebihan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh orang biasa lainnya.
“Dari kecil antar kakak ke sekolah dia, saya kebetulan punya privilege untuk tahu bagaimana behaviour mereka,” ujarnya.
Oleh karena itu lewat film terbaru karya sutradara Fajar Bustomi ini, Dikta merasa sangat terpanggil karena punya keahlian menangani orang-orang berkebutuhan khusus. Tak perlu waktu lama bagi Dikta untuk mendalami karakter Daru tersebut karena ia sudah punya pengalaman dan pengetahuan mengenai hal tersebut.
Alih-alih memberikan stigma negatif terhadap pengidap sindrom asperger yang sering kali dianggap tidak dapat bersosialisasi, Dikta justru melihat kelebihan mereka yang tak dimiliki oleh orang biasa. Misalnya, kemampuan mengingat yang tajam akan sesuatu hingga cara hidup yang sangat tertata dibandingkan orang biasanya.
“Di perjalanan hidup saya beberapa kali ketemu teman-teman dengan kelebihan asperger ini. Kenapa saya sebut kelebihan? Saya kagum dengan mereka. Mereka ada sesuatu yang kita nggak punya sebenarnya. Ketika saya nonton dan saya lihat Nichol memerankan orang dengan kelebihan asperger ini sangat baik, saya kayak ‘Wah gila Nichol berhasil me-recall saya’,” tutupnya.