HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan, bahwa likuiditas perbankan di Indonesia sudah lebih dari cukup untuk mendukung penyaluran kredit yang berkelanjutan.
Hal tersebut dapat terlihat dari salah satu indikator pengukurnya, rasio alat likuid per dana pihak ketiga (AL/DPK) yang tercatat sebesar 25,4 persen per September 2024.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bahwa angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata AL/DPK pada tahun-tahun sebelumnya yang lebih kurang sekitar 15 persen saja.
“Dari sisi makroprudensial juga kami pastikan bahwa likuiditas di perbankan secara keseluruhan adalah lebih dari cukup,” katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), pada Jumat (18/10).
Perry mengatakan, bahwa arah suku bunga ke depan juga terbilang kondusif bagi penyaluran kredit ke sektor riil.
“Tentu saja dengan kecenderungan suku bunga perbankan turun juga akan turun itu kebijakan makroprudensial dorong kredit,” kata Perry
Adapun sebelumnya, BI melaporkan pertumbuhan kredit per September 2024 secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 10,85 persen.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit dua digit didukung oleh minat penyaluran yang terjaga, seiring dengan berlanjutnya realokasi alat likuid dan dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) BI.
Adapun Pertumbuhan kredit tersebut juga diikuti dengan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross 2,26 persen dan NPL net 0,78 persen.
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja usaha korporasi yang terjaga. Secara sektoral, permintaan kredit didominasi oleh perdagangan, industri pertambangan dan pengangkutan.
Berdasarkan kelompok penggunaan, modal kerja, kredit konsumsi, dan investasi, masing-masing tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 10,01 persen yoy, 10,88 persen yoy, 12,26 persen yoy.
Pada periode yang sama, pembiayaan syariah juga tercatat tumbuh 11,37 persen yoy. Sedangkan kredit UMKM tumbuh 5,04 persen yoy. Pertumbuhan UMKM membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ke depan, BI pun meyakini pertumbuhan kredit pada akhir tahun 2024 tetap berada pada kisaran 10 persen sampai 12 persen.