HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjadi perusahaan terbuka, dengan harapan agar dapat memacu pendanaan pasar modal dalam negeri.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyampaikan, bahwa untuk menjadi perusahaan terbuka, sejatinya bisa dilakukan melalui skema selain penawaran umum perdana atau initial Public Offering (IPO).
Dia menuturkan, pihaknya akan membuka opsi bagi perusahaan pelat merah untuk melantai di bursa saham dalam negeri melalui jalur belakang, alias backdoor listing.
“Opsi itu (backdoor) memang bisa kita tawarkan (ke BUMN),” kata Iman dalam keterangannya di Jakarta, pada Kamis (17/10).
Sebagai informasi, backdoor listing merupakan merger atau akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan tertutup terhadap perusahaan yang sahamnya telah tercatat di bursa.
Dengan kata lain, entitas BUMN hanya perlu mengakuisisi emiten eksisting untuk bisa berkontribusi dalam pasar modal di Tanah Air.
Iman menambahkan, jalur backdoor dinilai dapat menjadi alternatif selain IPO. Sebab kata dia, pasar perdana (IPO) sebuah BUMN membutuhkan sederet persiapan sebelum membangun citra di hadapan investor.
“Kalau saya pribadi melihat memang dua cara, kalau kita IPO marketnya kan di depan. Kalau itu (backdoor), kita beli baru mulai marketing, karena kita mengubah company yang dibeli, kita isi, terus baru kita kenalin mereka (investor),” ujar Iman.
Iman menekankan, backdoor listing bukanlah hal yang baru bagi investor. Pasalnya sejumlah konglomerat, khususnya swasta sudah biasa melantai di bursa melalui jalur backdoor listing.
Misalnya PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk yang diakuisisi kongsi Agung Sedayu dengan Salim Group, sehingga menghadirkan entitas baru yang segar bernama PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Citra PANI sebagai grup raksasa properti justru lebih terbangun, dibandingkan usaha emiten sebelum diakuisisi. Hal itu tercermin dari kenaikan harga sahamnya yang terus mengalami penguatan.
Sementara baru-baru ini terdapat PT Green Power Group Tbk (LABA) hingga Meratus melalui PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW).
“Backdoor menurut saya adalah pilihan, tentu terbuka (bagi BUMN),” tutur Iman.
Iman menuturkan, pihaknya mendorong entitas BUMN untuk melantai di bursa. Sebab sepanjang 2024, belum terdapat entitas BUMN yang melaksanakan penawaran umum perdana (IPO).
Adapun entitas BUMN yang terakhir melakukan aksi IPO adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero), dimana aksi itu dilakukan pada 24 Februari 2023 tahun lalu.
“Ya memang ini opsi dua-duanya (baik IPO maupun backdoor), tinggal pilihannya mau ke mana, gitu kan,” tuntasnya.