Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gap year sering dianggap waktu untuk istirahat atau eksplorasi diri. Namun, banyak orang justru mengalami burnout selama periode ini.

Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional akibat stres yang berkepanjangan. Berikut beberapa penyebab utama burnout saat menghadapi gap year.

1. Tekanan Sosial dan Harapan

Tekanan sosial untuk memanfaatkan gap year secara produktif sering kali memicu stres. Orang-orang merasa harus “membuktikan” diri dengan mengikuti kursus, magang, atau kegiatan bermakna lainnya. Harapan tinggi dari keluarga dan teman dapat meningkatkan kecemasan dan kelelahan emosional .

2. Kurangnya Struktur dan Tujuan

Ketiadaan jadwal rutin selama gap year bisa membuat seseorang kehilangan arah. Tanpa struktur yang jelas, muncul rasa tidak produktif yang memicu kecemasan. Hal ini dapat menurunkan motivasi dan membuat seseorang merasa kewalahan .

3. Kecemasan Masa Depan

Gap year sering diambil untuk mempersiapkan langkah selanjutnya, namun ketidakpastian tentang masa depan dapat menimbulkan kecemasan. Ketika tidak ada rencana yang jelas, rasa bingung tentang pendidikan atau karier bisa memicu burnout .

4. Ekspektasi Diri yang Tinggi

Orang sering berharap bahwa gap year akan penuh dengan pencapaian. Ketika kenyataan tidak sesuai ekspektasi, muncul perasaan kecewa dan frustrasi. Hal ini meningkatkan risiko burnout karena mereka merasa tidak cukup berhasil .

5. Keterasingan Sosial

Seseorang mungkin merasa terpisah dari teman-teman yang melanjutkan studi atau bekerja. Kurangnya interaksi sosial dapat menimbulkan kesepian, yang pada akhirnya memperburuk burnout .

6. Aktivitas Berlebihan

Meski gap year dimaksudkan untuk istirahat, banyak orang malah mengisinya dengan terlalu banyak kegiatan hingga merasa kelelahan. Kekurangan waktu untuk diri sendiri memperburuk kelelahan fisik dan mental.

Cara Mengatasi Burnout

  • Buat rencana yang fleksibel
  • Tetapkan tujuan realistis
  • Ciptakan struktur harian
  • Jaga kesehatan mental
  • Beri diri waktu untuk istirahat

Burnout selama gap year bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti tekanan sosial atau ekspektasi diri yang terlalu tinggi. Menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat sangat penting agar tidak mengalami kelelahan emosional selama masa ini.