HOLOPIS.COM, JAKARTA – Serangan Israel di markas Hizbullah yang berlokasi di Beirut Selatan membuat masyarakat di sekitar harus menyelamatkan diri. Sekitar puluhan ribu orang mengungsi ke ibu kota. Namun kekhawatiran masih juga mengikuti mereka.
Bagaikan sejarah kelam Nazi di Perang Dunia II, di mana kecurigaan dan kekhawatiran menghantui masyarakat, serangan tersebut telah menimbulkan kecurigaan di antara masyarakat Lebanon.
Banyak dari mereka yang tak mau menerima para pengungsi, karena takut serangan dari Israel akan mengikuti mereka.
Seorang warga Lebanon yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan, tetangga di sekitar rumahnya khawatir dengan keputusannya untuk menerima pengungsi dari kota lain.
“Tetangga kami mengetahui bahwa kami menampung orang-orang dari Dahiyeh, mereka pun panik dan mulai bertanya-tanya,” kata seorang warga yang tak mau menyebutkan namanya kepada wartawan, dikutip Holopis.com, Selasa (8/10).
Ia lalu mengaku terpaksa mengusir kembali pengungsi, karena ada kekhawatiran mereka adalah Hizbullah yang dicari oleh Israel.
Sebagai informasi, saat ini masyarakat Lebanon masih memiliki pendapat yang terpecah terkait Hizbullah yang menyerang Israel sebagai pembelaan terhadap Palestina.
Israel Makin Gencar Serang Lebanon
Israel sudah melancarkan serangan ke Lebanon sejak Selasa (1/10). Mereka kemudian melancarkan serangan darat setelah selama dua minggu melakukan serangan udara yang menyerang Hezobllah (Hizbullah) dan markas-markas senjata mereka.
Militer Israel mengatakan penyerangan di Lebanon sudah dilakukan sejak Senin malam dan melibatkan divisi ke-98. Mereka sudah dikerahkan 2 minggu yang lalu dari Gaz, di mana mereka sudah bertarung selama berbulan-bulan.
“Pasukan menyerang secara terbatas dan tergantung lokasi, menargetkan serangan darat kepada Hezbollah di bagian selatan perkambungan Lebanin,” demikian disampaikan pasukan Israel
Sementara itu berdasarkan pengakuan dari tim pengamanan Lebanon, pasukan Israel sudah memasuki Lebanon untuk melakukan pengintaian dan penyelidikan.
Pasukan Lebanon akhirnya harus mundur dari posisi di sepanjang perbatasan. Lebanon memang selama ini dikenal tak ikut campur selama Israel memiliki konflik yang besar dengan Israel. Tahun lalu, mereka bahkan tidak pernah melemparkan tembakan ke pasukan militer Israel.
Warga Dunia Demonstrasi Besar-besaran, Kutuk Kekejaman Israel
Sementara itu, warga dunia melakukan aksi protes besar-besaran menuju setahun Israel menyerang Palestina. Mereka pun menuntut agar pertumpahan darah di Gaza dan juga berbagai wilayah di Timur Tengah segera dihentikan.
Salah satu kota yang dipenuhi pengunjuk rasa adalah New York, Amerika Serikat. Masyarakat mengenakan keffiyeh hitam putih, menuntut kebebasan masyarakat Palestina.
“Gaza, Lebanon, kamu akan bangkit, rakyat ada di sisimu,” demikian disampaikan oleh masyarakat di New York.
Mereka terlihat membentangkan spanduk, dan menuntut embargo senjata terhadap Israel.
Sebagai informasi tambahan, pertumbahan darah di konflik Palestina-Israel sebenarnya telah berlangsung selama puluhan tahun.
Kemudian, militan Hamas melakukan perlawanan dan menyerang Israel pada 7 Oktober 2028. Serangan itu menewaskan 1.200 masyarakat dan mereka menyandera sekitar 250 orang.
Kemudian, Israel pun membalas dengan menyerang Palestina. Serangan yang berlangsung hingga saat ini sudah menewaskan 42.000 masyarakat Palestina, dan 2.3 juta lainnya mengungsi.