HOLOPIS.COM, JAKARTA – CTO SIDIK CYBER, Noer Barrihadianto menilai bahwa TNI harus memiliki kemampuan pertahanan nasional berbasis siber di era digital yang terbuka seperti saat ini.
Ini adalah salah satu komitmen perusahaannya bagaimana bersinergi dengan semua stakeholder dalam upaya mewujudkan ketahanan nasional dalam bidang cyber security demi Indonesia Emas termasuk militer Indonesia.
Hal ini diutarakan Barri untuk merespons statemen Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah mengingatkan tentang ancaman ketahanan nasional termasuk dalam bidang keamanan siber di momentum puncak acara HUT 79 TNI.
“Presiden Jokowi mengingatkan kita tentang tantangan yang semakin kompleks yang dihadapi oleh TNI dalam menghadapi ancaman siber yang semakin berbahaya,” kata Barri dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Minggu (6/10).
Dijelaskan Barri, ancaman siber adalah salah satu bentuk proxy war yang tidak hanya terjadi di dalam negeri saja, akan tetapi dari luar negeri karen bersifat ancaman global.
Untuk menindaklanjutinya, tentu kolaborasi aktif antara pemerintah dengan pegiat cyber security di Indonesia menjadi sesuatu yang sangat penting, sehingga ketahanan nasional berbasis keamanan siber bisa benar-benar diterapkan.
“Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, ancaman ini bukan hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dapat muncul dari dalam negeri,” ujarnya.
Penguatan Siber di TNI
Barri juga menyampaikan bahwa salah satu fasilitas yang diberikan Sidik Cyber untuk memberikan penguatan ketahanan siber adalah pelatihan. Menurutnya, TNI perlu memiliki sumber daya manusia dan infrastruktur siber yang mumpuni dalam memastikan ketahanan nasional tersebut berlangsung.
Dengan pemahaman yang baik dan infrastruktur teknologi yang mutakhir dari Sidik Cyber, diharapkan TNI mampu melakukan identifikasi dan menindaklanjuti berbagai bentuk serangan yang bisa terjadi, baik melanda institusi maupun negara dalam ruang yang lebih luas.
“Sidik Cyber, sebagai penyedia solusi keamanan siber yang holistik dan kolaboratif, dapat memberikan pelatihan khusus bagi anggota TNI. Dengan program yang dirancang untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai ancaman siber,” jelas Barri.
Di samping itu, Barri juga menekankan tentang keberadaan ekosistem dalam merealisasikan ketahanan nasional berbasis siber tersebut. Di mana TNI tidak bisa bekerja sendiri, perlu ada kolaborasi aktif dengan berbagai pihak lain, baik dengan lintas lembaga maupun dengan pihak swasta.
“Di sinilah Sidik Cyber dapat berperan sebagai jembatan yang menghubungkan TNI dengan pelaku industri keamanan siber,” jelasnya.