HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panitia Besar (PB) PEPARNAS XVII Solo fokus pada pemenuhan asupan gizi yang seimbang bagi para atlet untuk mendukung performa mereka selama ajang olahraga disabilitas itu digelar pada 6-13 Oktober 2024.
Penyediaan konsumsi yang sesuai dengan standar gizi olahraga menjadi komitmen panitia dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk hotel-hotel yang menampung atlet. Salah satunya adalah Hotel Solia Zigna Kampung Batik Laweyan yang bertanggung jawab menyediakan akomodasi dan konsumsi bagi atlet cabang olahraga anggar kursi roda.
Pihak hotel pun mengonfirmasi bahwa penyediaan makanan dilakukan melalui kerja sama dengan tim gizi dari PB PEPARNAS XVII.
“Sejak awal kami sudah bekerja sama dengan tim atau ofisial yang datang ke Hotel Solia Zigna untuk berdiskusi dengan Executive Chef kami mengenai menu yang akan disajikan. Kami sudah menjelaskan standarisasi gizinya karena sudah ada yang disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Ketentuan ini menyangkut protein, karbohidrat, dan buah-buahnya,” ungkap Executive Secretary & Public Relation Solia Zigna, Yuke Anastasia, sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com.
Sementara Ahli gizi Farah Aulia Rahma S.Gz menjelaskan pentingnya kelengkapan zat gizi bagi atlet, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
“Ketika menyajikan bahan makanan kepada atlet, itu semuanya harus lengkap. Misalnya, karbohidrat disediakan melalui nasi. Adapun proteinnya didapatkan dari lauk hewani maupun nabati. Kemudian vitamin dan mineral diperoleh dari sayur dan buah,” ujar Farah.
Selain memerhatikan kebutuhan gizi atlet, alumnus Program Studi (Prodi) Kesehatan dan Gizi Universitas Gajah Mada itu juga menekankan pentingnya cara pengolahan makanan. Hal ini berkaitan dengan dinamika yang dihadapi atlet dalam menghadapi sebuah pertandingan.
Sebelum bertanding, atlet kerap kali menghadapi rasa gugup dan stres. Situasi semacam ini kerap berpengaruh terhadap sistem pencernaan. Oleh karena itu, cara pengolahan makanan selama PEPARNAS XVII ini patut mempertimbangkan cara pengolahan yang ideal.
“Kita harus memerhatikan cara pengolahan yang tidak merangsang pencernaan. Cara pengolahan yang dimaksud, misalnya, memasak makanan dengan santan kental. Olahan-olahan yang pedas dan asam, serta menggunakan minyak yang banyak bisa juga mengganggu pencernaan atlet. Hal itu mesti diperhatikan,” lanjut Farah.
Atlet anggar kursi roda dari kontingen Riau, Rachman, memberikan apresiasi atas fasilitas yang diberikan.
“Makanan yang disediakan untuk para atlet sangat bagus. Konsumsinya sudah sesuai dengan standar yang dibutuhkan atlet,” kata Rachman.
Hal senada disampaikan pelatih anggar kursi roda Sumatera Selatan, Agista Andhani.
“Konsumsi sudah baik. Gizinya untuk atlet-atlet juga telah terpenuhi. Luar biasa. Pelayanan Kota Solo selama PEPARNAS XVII sudah sangat baik. Jadi, memang sudah layak digelar di sini. Sebab, akses disabilitas di sini juga sangat baik,” ujar Agista.
Para atlet dari 34 kontingen memiliki waktu persiapan akhir selama empat hari di Solo sebelum pertandingan dimulai pada 7 Oktober, mencakup 20 cabang olahraga yang akan dipertandingkan.