HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional) Zulkifli Hasan mulai mengurangi komentarnya terkait komposisi kabinet Prabowo Subianto mendatang.

Usai menemui Presiden Jokowi di Istana pada Jumat (4/10), pria yang akrab disapa Zulhas itu diam seribu bahasa saat dikonfirmasi peran Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka soal pembahasan kabinet.

Tak hanya itu, Zulhas yang diduga terlibat kasus korupsi di KPK itu konsisten mingkem saat kembali dikonfirmasi mulai dari kesempatan  Yandri Susanto bakal menjadi menteri agama hingga kemungkinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang akan merapat ke kabinet Prabowo Subianto.

Zulhas baru mau sedikit berbicara saat ditanya soal komposisi dan jatah menteri. Zulhas kemudian menegaskan hal itu merupakan prerogratif presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Sudah makasih ya. Kalau menteri itu, prerogatifnya bapak presiden terpilih ya. Kita ikut saja,” kata Zulhas seperti dikutip Holopis.com.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Eko Hendro Purnomo atau yang akrab disapa Eko Patrio sebelumnya diketahui sempat meminta sebanyak mungkin jatah kabinet ke Prabowo Subianto.

Eko mengklaim PAN merupakan satu-satunya partai politik yang setia mendukung Prabowo selama 15 tahun.

“Kalau kita sih maunya sebanyak-banyaknya. Kami sudah 15 tahun mendampingi beliau (Prabowo) dan telah berkontribusi selama tiga periode sebelumnya,” kata Eko, Kamis (3/10).

“Jadi, bagi saya, jika ditanya harapan kami, tentunya PAN berharap mendapatkan yang signifikan sebagai hasil jerih payah kami terhadap Bapak Prabowo,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Partai Gerindra mengungkapkan dinamika yang berlangsung dalam pembentukan kabinet di pemerintahan Prabowo Subianto.

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai nama-nama yang akan menjadi target.

“Ini masih kemudian ada yang masuk, ada yang tarik, sehingga mungkin fix final kabinet itu agak lama ya,” kata Dasco dalam keterangannya pada Senin (1/10).

Dasco kemudian mengungkapkan, nama kabinet itu dipastikan akan selesai 5 hari sebelum Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden.

“Tetapi tentunya presiden terpilih punya target kemungkinan H-5 (pelantikan presiden),” imbuhnya.

Dasco juga menjelaskan, nomenklatur kementerian pun masih belum pasti. Di sisi lain, menurut dia, tokoh utusan parpol yang ditunjuk untuk terlibat di kabinet tidak akan terlalu banyak ketimbang kalangan profesional.

“Kalau dari informasi yang kami dapat, nomenklatur kabinet itu masih fluktuatif, masih dinamis. Begitu juga dengan nama-nama terutama dari parpol yang proporsinya tidak terlalu lebih besar daripada yang profesional,” tuntasnya.