HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan inflasi di wilayah Timur Indonesia, seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua masih dalam kondisi yang terkendali. Meskipun dalam pengendalian harga di wilayah tersebut harus menemui sejumlah tantangan.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan, sebagian daerah di Sulawesi, Maluku, dan Papua masih mengalami defisit pasokan beras, bawang merah, dan cabai, yang pada akhirnya memerlukan pasokan dari luar daerah.

Kondisi tersebut yang menurutnya dapat memengaruhi tingginya disparitas harga antarprovinsi di Sulawesi, Maluku, dan Papua.

“Selain itu, sarana prasarana penunjang produksi pangan turut meningkatkan risiko volatilitas harga akibat anomali cuaca,” kata Destry dalam keterangan resminya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (28/9).

Untuk itu, BI bersama pemerintah pusat dan daerah pun melakukan berbagai upaya atas pengendalian inflasi, seperti peningkatan kerja sama antardaerah (KAD) di ketiga wilayah dan antarwilayah, kemudian pengembangan sistem neraca pangan hingga kabupaten/kota di seluruh provinsi Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Destry menambahkan, upaya mengendalikan inflasi pangan tidak hanya dilakukan saat harga komoditas meningkat, tetapi saat harga menurun. Pengelolaan pascapanen dan hilirisasi, termasuk peran BUMD pangan di daerah sebagai offtaker perlu terus didorong.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan, upaya mendorong stabilisasi pasokan pangan dilakukan melalui penguatan infrastruktur sarana dan prasarana, revitalisasi rice milling unit (RMU) beras, serta peningkatan kapasitas kelembagaan petani, dan petugas penyuluh lapangan.