HOLOPIS.COM Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dan kematian serta cederanya ratusan orang dalam serangan Israel di Lebanon.

“Sekretaris Jenderal sangat khawatir dengan meningkatnya situasi di sepanjang Garis Biru dan banyaknya kematian warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, yang dilaporkan oleh pihak berwenang Lebanon, serta ribuan pengungsi selama serangan Israel yang intens,” kata juru bicara PBB dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com hari ini.

Kemudian, PBB juga mengaku sangat khawatir dengan serangan yang terjadi antara Hizbullah dengan militer Israel yang mengakibatkan korban jiwa masyarakat sipil, termasuk personel PBB di kedua negara tersebut.

“Ini mengungkapkan keprihatinan serius terhadap keselamatan warga sipil di kedua sisi Jalur Biru, termasuk personel PBB, dan mengutuk keras hilangnya nyawa,” ujar mereka.

Sekadar diketahui, bahwa garis biru adalah garis perbatasan antara Israel dan Lebanon yang ditentukan oleh PBB.

Sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober, terjadi serangan lintas batas hampir setiap hari antara kelompok milisi Lebanon Hizbullah dan tentara Israel.

Israel telah secara signifikan meningkatkan tindakan kerasnya terhadap milisi pro-Iran sejak pekan lalu.

Kekerasan di Timur Tengah mengancam akan membayangi pertemuan diplomatik terbesar di dunia, pekan tingkat tinggi Majelis Umum PBB yang dimulai besok di New York, yang akan menampilkan pidato dari hampir 120 pemimpin dunia.

Perlu diketahui pula Sobat Holopis, bahwa Lebanon dan Israel memang sedang terjadi aksi saling serang. Bahkan pada hari Senin, 300 misili Israel menghantam kota di Lebanon Selatan dan Timur pada hari Senin, 23 September 2024 kemarin. Peristiwa ini pun hingga menewaskan 492 korban jiwa. Dengan demikian, hingga sampai dengan saat ini, serangan Israel ke Lebanon sudah mencapai 1.100 kali.