HOLOPIS.COMKepala Desa Jomin Timur, Wandi mengatakan bahwa sebelum insiden nahas yang melanda para korban, mereka meminta izin untuk berolahraga Minggu pagi yang lokasinya berada di sekitar rel kereta api.

Namun karena keasyikan bermain, keempatnya melupakan aspek kehati-hatian, sehingga saat kereta api Fajar Utama melintas dari Cirebon menuju Jakarta, keempatnya langsung terhantam begitu begitu saja.

“Diduga lengkah, keasyikan saat bermain di rel hingga tertabrak,” kata Wandi dalam keterangannya, Minggu (22/9) seperti dikutip Holopis.com.

Belajar dari peristiwa maut tersebut, Wandi pun mengimbau kepada seluruh warganya agar tidak lagi bermain-main di sekitar rel kereta, agar insiden serupa tak terulang lagi.

Imbauan ini disampaikan Wandi khususnya untuk dua warga, yakni Desa Jomin Utara maupun Desa Pangulah. Sebab, warga kedua desa tersebut memang lebih banyak beraktifitas di sekitar rel.

“Kami mengimbau semua warga tidak lagi beraktivitas ataupun berolahraga di dekat rel,” serunya.

Sebelumnya diketahui, bahwa pada hari Minggu 22 September 2024 pagi sekira jam 07.00 WIB, sejumlah warga kedapatan bermain-main di sekitar rel kereta api. Mereka asyik berfoto dan bersantai di sana untuk menikmati pagi.

Sayangnya, karena kurangnya kewaspadaan dan kehati-hatian, 4 (empat) orang tewas seketika tersambar kereta api Fajar Utama jurusan Cirebon – Jakarta yang saat itu tengah melintas. Bahkan salah satu korban sampai tersangkut di depan lokomotif hingga terseret sampai Subang.

Keempat korban tersebut antara lain ;

  1. Anita Andini (37),
  2. Muhammad Alikhasan (7),
  3. Ted Alfarizi (7), dan
  4. Sahaman (65).

Tiga dari korban yakni Anita, Alikhasan dan Ted berasal dari Desan Joman Timur. Sementara Sahaman berasal dari Desa Pangulah Selatan. Keempat korban sempat dibawa ke RSUD Karawang untuk kebutuhan otopsi. Hingga kemudian mereka dibawa ke rumah duka masing-masing untuk diproses pemakamannya.