HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kamala Harris dan Donald Trump baru saja berdebat sengit di acara debat Capres Amerika Serikat pada 10 September lalu. Keduanya saling menyerang kegagalan dan pribadi masing-masing di hadapan ratusan juta masyarakat Amerika Serikat.
Saat keduanya sama-sama menghadiri acara Ground Zero, yaitu peringatan tragedy 9/11, bukannya masih saling menyerang seperti di debat, keduanya justru menunjukkan keakraban.
Di momen pengingat sejarah kelam AS, keduanya saling bersalaman dan terlihat memberikan pesan ramah kepada satu sama lain. Hadir pula di antara mereka Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Momen ini pun dipuji banyak masyarakat Amerika Serikat. Mereka menunjukkan bahwa terlepas dari perbedaan di antara mereka yang ada di wilayah tersebut, semuanya bersatu untuk memberikan penghormatan terhadap para korban serangan WTC di 11 September 2001.
“Rasanya senang melihat mereka yang tak sependapat berdiri berdampingan dengan hormat, dan tidak bermusuhan,” kata @Mishk.
“Ini indah dipandang, warga Amerika Serikat harus berdiri kuat, terlepas dari pandangan politik mereka,” kata @ijai303.
Apa Itu Peringatan Ground Zero?
Setiap tahun, upacara peringatan di Ground Zero, lokasi bekas World Trade Center, merupakan pusat dari kegiatan 9/11. Upacara ini biasanya dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat, pejabat pemerintah, keluarga korban, dan warga negara.
Salah satu elemen utama dari upacara ini adalah pembacaan nama-nama korban yang jatuh dalam serangan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengenang mereka secara individual dan memberikan penghormatan yang layak.
Kamala Sempat Tuding Donald Trump Ingin Menjadi Diktator
Saat debat Pilpres 10 September lalu, Kamala Harris mengklaim bahwa Donald Trump adalah sosok yang menggemari diktator dan ingin menjadi diktator ketika ia kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Klaim tersebut dikatakan Kamala saat debat pilpres Amerika Serikat melawan Donald Trump.
“Jelas diketahui bahwa ia mengagumi diktator, dan menurutnya ia ingin menjadi diktator sejak hari pertama. Sudah banyak diketahui bahwa ia mengatakan Putin bebas melakukan apa saja di Ukraina,” demikian disampaikan Kamala Harris.
Sebagai informasi, Kamala Harris dan Donald Trump akan berebut suara di pilpres Amerika Serikat pada November 2024 mendatang.
Debat berikutnya akan mengundang cawapres, Tim Walz dan JD Vance pada 1 Oktober 2024 mendatang.