Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mengklaim bahwa Donald Trump adalah sosok yang menggemari diktator dan ingin menjadi diktator ketika ia kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.

Klaim tersebut dikatakan Kamala saat debat pilpres Amerika Serikat melawan Donald Trump.

“Jelas diketahui bahwa ia mengagumi diktator, dan menurutnya ia ingin menjadi diktator sejak hari pertama. Sudah banyak diketahui bahwa ia mengatakan Putin bebas melakukan apa saja di Ukraina,” demikian disampaikan Kamala Harris, dikutip Holopis.com, Kamis (19/2).

Kamala bahkan mengatakan Donald Trump sebenarnya mengagumi sikap Putin yang menyerang Ukraina. Ia juga diklaim Kamala memiliki hubungan yang baik dengan diktator Korea Utara, Kim Jong Un dan menulis surat kepadanya.

“Dan saat Rusia ke Ukriana, dia (Trump) mengatakan itu brilian. Diketahui juga ia menulis surat kepada Kim Jong Un, dan para diktator ini ingin anda kembali menjadi presiden,” kata Kamala.

Kamala mengatakan bahwa para diktator yang dikagumi Donald Turmp tersebut itu bisa memanipulasinya dengan pujian-pujian. Dengan lantang, Wakil Presiden Amerika Serikat itu mengatakan Donald Trump adalah sosok yang lemah dan memalukan.

“ Karena itu lah banyak pemimpin militer yang sudah bekerja dengan anda memberi tahu saya, anda itu memalukan, karena itu kita paham kita harus memiliki presiden yang tidak terus-terusan lemah dan salah terkait keamanan nasional dan menghormati militer kita,” katanya.

Bantah Benci Israel

Dalam pernyataannya di debat, Kamala juga membantah klaim Donald Trump bahwa ia membenci Israel. Kamala meluruskan dengan mengatakan bahwa sepanjang karirnya, ia mendedikasikannya dengan mendukung Israel dan masyarakatnya.

“Itu tidak benar (membenci Israel), seluruh karir dan hidupku mendukung Israel dan masyarakat Israel, dia (Donald Trump) tahu itu, dia berusaha mencoba memecah, dan mengalihkan dali realita bahwa sudah diketahui bahwa Donald Trump itu lemah dan salah tentang keamanan nasional dan kebijakan luar negeri,” pungkas Kamala.

Sebagai informasi, Kamala Harris dan Donald Trump akan berebut suara di pilpres Amerika Serikat pada November 2024 mendatang.

Debat berikutnya akan mengundang cawapres, Tim Walz dan JD Vance pada 1 Oktober 2024 mendatang.