HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang untuk berbalik arah pada perdagangan hari ini, Selasa 10 September 2024, setelah mengalami koreksi pada perdagangan kemarin.

Seperti diketahui, IHSG pada perdagangan Senin kemarin melemah 0,25 persen menjadi 7.702. Hal itu terjadi imbas munculnya volume penjualan akibat banyaknya pelaku pasar yang mengambil keuntungan alias taking profit.

Analis PT MNC Sekuritas, T Herditya Wicaksana menuturkan, skenario terbaik IHSG adalah mampu bergerak naik menguji target level 7.800-7.824 untuk membentuk wave (v) dari wave [i].

“Dengan catatan indeks mampu bergerak di atas 7.547 sebagai titik support terdekatnya,” ujarnya dalam hasil riset MNC Sekuritas yang dikutip Holopis.com.

Sementara, jika indeks bergerak turun di bawah area 7.547, maka IHSG akan terkoreksi lebih dalam menuju level 7.404-7.499.

Adapun pada hari ini, Analis dari perusahaan efek tersebut memprakirakan area support IHSG akan berada di level 7.547 dan 7.560. Sedangkan untuk titik resistance di level 7.754 dan 7.809.

Berdasarkan hasil analisa tersebut, Herditya memberikan rekomendasi sejumlah saham yang menarik untuk dicermati para pelaku pasar, karena dinilai potensial untuk menghasilkan cuan.

Adapun sejumlah saham tersebut diantaranya yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO), serta saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR).

Sebagai informasi tambahan, bahwa kinerja pasar saham pada perdagangan Senin kemarin cukup buruk. Pasalnya, mayoritas saham sebanyak 353 saham mengalami pelemahan, 236 saham menguat dan 211 saham lainnya stagnan.

Adapun total nilai transaksi di bursa pada perdagangan awal pekan ini mencapai Rp 10,7 triliun. Volume perdagangan tercatat sebanyak 18,6 miliar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 1.106.855 kali.

Mengikuti IHSG, seluruh sektor saham di bursa melemah pada penutupan perdagangan hari ini. Dimana pelemahan terdalam terjadi di sektor barang konsumsi non primer sebesar 1,9 persen. Kemudian diikuti sektor kesehatan 1,1 persen.

Sektor lain yang melemah yakni sektor perindustrian yang sebesar 0,7 persen, sektor infrastruktur 0,7 persen, dan sektor barang konsumsi primer yang juga melemah 0,7 persen. Sedangkan penguatan hanya terjadi pada sektor properti sebesar 1,9 persen.