HOLOPIS.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan perkembangan terbaru mengenai bursa karbon, sejak resmi diluncurkan pada 26 September 2023 lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan, total pengguna jasa yang telah mendapatkan izin per 30 Agustus 2024 telah mencapai 75 pengguna.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya, total volume transaksi sebesar 613.717 tCO2e dengan akumulasi nilai sebesar Rp 37,05 miliar. Nilai tersebut naik tipis dari bulan Juli 2024 sebesar Rp 37,04 miliar.
“Dengan rincian nilai transaksi 26,73 persen di pasar reguler, 23,19 persen di pasar negosiasi, 49,88 persen di pasar lelang, dan 0,21 persen di marketplace,” kata Inarno dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (7/9).
Adapun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Karbon yang tercatat sebagai IDXCarbon pada periode Agustus 2024 mencatatkan perdagangan karbon sebanyak 176 ton CO2 ekuivalen (tCO2e), senilai Rp10.738.000.
Pada periode tersebut, terdapat 3 produk Sertifikat Pengurangan Emisi – Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang terdaftar di IDXCarbon, yaitu Proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
Kemudian pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang, dan Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro PLTM Gunung Wugul.
Ke depan, Inarno menilai potensi Bursa Karbon masih sangat besar, dengan mempertimbangkan terdapat 3.938 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI), serta tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan.
Sebagai informasi tambahan Sobat Holopis, bahwa Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon diresmikan Presiden Jokowi pada tanggal 26 September 2023, sebagai upaya mendukung pencapaian NDC Indonesia, yang mengakomodasi kebutuhan perdagangan karbon di Indonesia.