HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pimpinan umat Katolik dunia Paus Fransiskus menyinggung sifat manusia yang mengumpulkan kekayaan dengan cara-cara yang negatif.
Kepala Negara Vatikan itu kemudian bercerita sebuah anekdot yang beredar di kampung halamannya. Di mana ada seseorang yang selalu ingin menjadi kaya, namun dengan cara mengeruk kekayaan orang lain
“Di Argentina, di Buenos Aires, saya mengenal orang kaya yang selalu ingin lebih kaya dari orang lain dengan cara mengeruk kekayaan melalui orang lain,” kata Paus Fransiskus dalam pernyataannya pada Rabu (4/9) seperti dikutip Holopis.com.
Orang-orang di kampung halamannya itu pun menganggap orang kaya tersebut justru menjadi malang karena kekayaannya. Terlebih, kemalangan itu dialami si orang kaya yang kesulitan saat prosesi pemakamannya.
“Lalu orang-orang yang ada di sekitarnya membuat lelucon bahwa ia merupakan orang malang, karena dia ingin mendapatkan kekayaan dari yang lain, tapi kemudian ia tidak bisa menutup peti jenazahnya sendiri (karena tidak ada yang membantu),” jelasnya.
Paus kemudian menekankan seharusnya pola pikir bahwa diri sendiri lebih cerdas dan bebas dalam mencapai tujuan dan ambisi pribadi, sebagaimana mengeruk kekayaan dari orang lain adalah cara yang salah dalam melihat realitas kehidupan.
Hal tersebut, menurut dia, berbanding terbalik dengan perilaku bela rasa yang selalu diajarkannya kepada umat, guna mewujudkan rasa cinta kasih terhadap sesama.
“Itu adalah kelicikan mereka yang mendahului kepentingan diri sendiri, dengan menjaga jarak dari semua orang dan tidak membiarkan diri mereka disentuh oleh apapun dan siapapun,” tegasnya.
Paus menekankan hal tersebut tidak akan membuat dunia bergerak maju menuju kedamaian, karena yang membuat dunia maju bukanlah kepentingan pribadi yang berujung pada perusakan ciptaan Tuhan dan pecah belah antar-komunitas.
Namun, sambung dia, yang membuat dunia maju menuju kedamaian adalah persembahan kasih terhadap sesama umat manusia.
“Bela rasa tidak menggelapkan visi kehidupan yang sejati, sebaliknya bela rasa membuat kita mampu melihat pelbagai hal baik dalam terang kasih. Kita melihat realitas dengan baik hanya dengan mata hati,” tuntasnya.